Gumiho pun mengambil kembali titisan rubah yang dia berikan kepada Dae Woong dan Dae Woong pun langsung terjatuh lemas. Gumiho lalu mulai melayang dan dia berkata, "Aku telah menyelamatkanmu tetapi karena kau menyingkirkanku... Aku tidak akan mempedulikanmu kembali." Gumiho mulai membalikan badannya berniat pergi namun tiba-tiba saja dia teringat kalau Dae Woong pernah menolongnya di hutan ketika bertemu dengan babi hutan. dan dari situ pun Gumiho mulai menghampiri Dae Woong kembali dan bilang, "Dulu kau pernah kembali padaku untuk menyelamatkanku, maka aku akan kembali padamu untuk menyelamatkanmu juga." Gumiho akhirnya memberikan kembali titisan rubahnya itu kepada Dae Woong dan Dae Woong pun sadar kembali.
Ketika Dae Woong mulai sadar, dia kaget melihat ada sosok Gumiho makanya dia langsung berlari untuk bersembunyi di balik tumpukan alat-alat olah raga. Gumiho yang melihat itu pun lalu ngomong sendiri, "Dia selalu berusaha untuk kabur. Ah supaya dia tidak kabur dariku, aku harus menakut-nakuti dia." Gumiho langsung tersenyum melihat Dae Woong yang memikirkan cara untuk kabur. Gumiho lalu bilang kepada Dae Woong, "Kau pikir karena kau bersembunyi maka aku tidak bisa melihatmu? Ingat aku ini Gumiho!"
Dae Woong memikirkan banyak cara untuk kabur dan imajinasinya pun mulai berfikir bahwa dia bisa kabur dengan melopati trompolin lalu nanti dia akan berhasil kabur melalui lantai atas. Dae Woong memulai aksinya dan ternyata aksinya itu tidak sesuai dengan yang dia fikirkan tadi. Gumiho yang sejak tadi melihat tingkat Dae Woong pun bertanya, "Apakah aku harus membantumu?" Dae Woong ketakutan dan kembali bersembunyi di balik alat-alat olahraga lainnya.
Dae Woong lalu berimajinasi lagi kalau dia bisa kabur dengan menaiki seikat tali dan nanti akan memegang sebuah katrol yang bisa membawanya pergi melalui atap gedung olah raga itu. Imajinasinya itu pun mulai di coba oleh Dae Woong tapi ternyata kembali gagal. Katrol yang seharusnya berjalan lancar itu mulai macet dan Dae Woong pun tergantung di atap. Gumiho yang tepat ada di bawah Dae Woong pun hanya melihat yang dilakukan Dae Woong dan berkomentar, "Ah percuma kau kabur. Bahkan muskipun aku tidak melangkah, kau sudah ada di dekatku."
HP Dae Woong berbunyi dan Dae Woong pun langsung mengeluarkan HPnya dari saku. Muskipun posisi Dae Woong tergantung di atas atap, Dae Woong tetap berusaha kabur dengan meminta tolong kakeknya yang kebetulan menelfonnya itu. Tapi sayangnya HP Dae Woong terjatuh dan Gumiho langsung melihat ke HP Dae Woong.
Kakek yang menelfon Dae Woong pun nanya, "Hallo Dae Woong. Dae Woong, kenapa kau tidak berbicara?" Gumiho yang baru melihat HP pun dia langsung bilang ke Dae Woong, "Ah dia mencari Dae Woong." Kakek kaget mendengar ada suara perempuan yang mengangkat HP Dae Woong makanya dia nanya, "Ini HP Dae Woong, Siapa kamu? Dimana Dae Woong? Apa yang sedang dia lakukan?" Gumiho menatap Dae Woong yang tergantung di atas atap dan dia pun dengan polosnya menjawab, "Dae Woong ada di atasku." Kakek mikir hal yang macem-macem makanya dia pun langsung menutup telfon.
Bibi menghampiri Kakek dan nanya, "Ada apa? Dimana Dae Woong?" Penyakit Jantung Kakek sepertinya mulai kambuh dan dia pun langsung bilang, "Sepertinya aku hidup di dunia ini terlalu lama."
Dae Woong yang masih tergantung itu pun berusaha membuat si katrol maju agar dia bisa kabur dari Gimho namun hal itu sepertinya percuma saja karna katrol itu tidak maju-maju. Gumiho lalu bilang, "Berhenti bergantung dan turunlah!" Dae Woong tidak mau karna takut dia akan di makan oleh Gumiho jika nanti dia turun. Gumiho pun lalu bilang, "Apakah kau ingin aku yang menghampirimu dan memetikmu agar kau turun? Ingat aku ini Gumiho!" Dae Woong langsung berkomentar, "Di petik? Kau pikir aku ini apel hah?" Gumiho tiba-tiba melompat terbang dan menarik Dae Woong hingga terjatuh ke lapangan basket di dalam gedung olah raga itu.
Ketika jatuh, posisi Gumiho diatas Dae Woong dan dia pun langsung tersenyum ke Dae Woong. Dae Woong berkata, "Aku percaya kalau kau ini Gumiho karena kau berhasil memetikku turun. Sekarang kau bisa memakanku." Gumiho terus menatap Dae Woong dan bertanya, "Benarkah aku boleh memakanmu?" Dae Woong ngejawab, "Ingat ini ketika kau memakanku: Muskipun kamu Gumiho tapi ada juga hantu. Jika aku mati di makan olehmu, aku akan berubah menjadi hantu untuk melakukan balas dendam."
Gumiho mendekati Dae Woong dan kembali bertanya, "Kenapa kamu memintaku untuk memakanmu? Kenapa kau tidak minta agar aku menyelamatkanmu saja?" Dae Woong mati-matian bilang bahwa dirinya tidak akan pernah mau memohon kepada seorang Gumiho. Tapi beberapa detik kemudian Dae Woong merubah pikirannya dan memohon pertolongan dari Gumiho agar tidak memakan dirinya.
Dong Joo yang mendapatkan HP yang waktu itu di pinjam oleh Dae Woong untuk menelfon bibinya dan sekarang Dong Joo pun mencoba mencari informasi tentang Dae Woong dengan menelfon bibinya Dae Woong dan berpura-pura sebagai teman Dae Woong. Bibinya yang panik pun awalnya mengira itu telfon dari Dae Woong, "Dae Woong? Kamu dimana?" Dong Joo lalu memberanikan diri bilang, "Ah aku ini temennya Dae Woong. Aku kesusahan menghubungi Dae Woong jadi aku ingin meminta nomor telfonnya..."
Gumiho meminta Dae Woong membelikan dia daging sapi, namun karna sudah malam akhirnya Dae Woong hanya bisa membelikan Gumiho daging ayam saja. Gumiho langsung memakannya dengan lahap. Dae Woong nanya, "Jadi selama mutiara titisanmu itu ada di dalam tubuhku, kau akan terus mengikutiku?" Gumiho menjawab Iya dengan menganggukan kepalanya. Dae Woong pun melanjutkan pertanyaannya, "Bagaimana jika kau kembali ke tempatmu dan nanti aku akan mengembalikannya..." Gumiho terlihat mau marah makanya Dae Woong langsung berkata, "Ah tidak bisa begitu ya. Tapi aku sedang dalam situasi yang tidak baik. Aku di usir dari rumah dan aku tidak memiliki banyak uang. Dan ini pasti akan sulit untuk melakukan pendekatan pada seseorang." Gumiho mematahkan tulang-tulang ayam dan Dae Woong yang ketakutan pun langsung bilang, "Baiklah aku akan berusaha dengan baik."
Gumiho bilang, "Dae Woong, selama mutiara titisanku itu ada dalam tubuhmu maka aku tidak bisa membiarkanmu pergi. Kau milik-ku!" Gumiho langsung tertawa ceria dan Dae Woong juga ikut ketawa tapi ketawa yang di paksakan. Dae Woong lalu bilang akan pergi masuk kedalam gedung olahraga itu dulu untuk menyiapkan kasur yang nanti akan di pakai tidur oleh Gumiho.
Di dalam Gor, Dae Woong berusaha mencari cara agar dia bisa tetap hidup dan dia pun berfikir untuk terus memberikan daging sapi untuk makan Gumiho agar Gumiho tidak akan memakan dirinya. Dae Woong lalu melihat ada pakaian besi kekaisaran dan akhirnya dia memakai pakaian itu. Gumiho melihat Dae Woong dan bertanya, "Kau takut aku memakanmu?" Dae Woong ngejawab, "Aku hanya kedinginan." Gumiho kembali nanya, "Kau takut padaku?" Dae Woong pun jujur, "Aku hanya jaga-jaga takut nanti malam kamu kelaparan dan akan memakan siapapun yang ada di dekatmu." Gumiho menarik nafas dan terlihat kesal.
Gumiho nanya, "Apakah kau pernah melihatku memakan hati manusia?" Dae Woong ngejawab, "Tapi kau itu Gumiho." Gumiho baru sadar dan dia pun bilang. "Ah ya aku ini Gumiho. Jagalah hatimu itu!" Gumiho lalu bilang mau pergi tidur dan dia pun langsung berbaring. Dae Woong yang melihat Gumiho tiduran pun dia mikir dalam hatinya, "Mengapa dia berbaring? Dia kan bukan manusia..."
Dong Joo mulai menyelidiki data Dae Woong dan dia pun bilang kalau Gumiho pasti akan lebih mudah di tangkap karna Dae Woong adalah orang yang ceroboh. Dong Joo mengeluarkan sebuah pedang dan bilang, "Sudah lama tidak bertemu denganmu. Harusnya kau diam saja di tempatmu itu. Kenapa kau ingin datang ke dunia? Ini bukan tempat yang bagus untukmu. "
Dae Woong tertidur di luar gedung olahraga dan saat Dae Woong tertidur, Gumiho menghampirinya sambil tersenyum dan berkata "Aku mempunyai hari yang menyenangkan ketika bersamanya. Sampai dia sembuh sepenuhnya, Aku akan tinggal bersamanya. Ini pasti Menyenangkan." Ada nyamuk yang mau menggigit Dae Woong dan Gumiho pun langsung memukuli nyamuk itu, Gumiho berhasil membuh beberapa nyamuk dan dia pun langsung berkata "Aku dan nyamuk tidak akan membunuhmu. Tidurlah yang nyenyak." Gumiho lalu melihat pemandangan Seoul di malam hari dan dia pun berkomentar, "Wah indahnya dunia ini seperti di taman bunga saja."
Besok paginya, Kakek sedang memberikan makan ikan sementara Bibi masih sibuk mencoba menelfon Dae Woong namun HP Dae Woong tidak bisa di hubungi terus. Kakek bilang, "Aku tidak peduli dia membuat masalah di sana-sini. Tapi ini pertama kalinya dia berurusan dengan seorang wanita. Jika begini dia tidak seperti manusia, bahkan tidak pantas menjadi ikan." Bibi menawarkan diri untuk memanggil Dae Woong pulang ke rumah tapi Kakek mencegah dan meminta Bibi untuk membekukan kartu kredit Dae Woong agar Dae Woong tidak tinggal dengan perempuan yang semalam (Gumiho).
Bibi penasaran kenapa Kakek begitu kesal sama perempuan itu makanya dia bertanya, "Memangnya apa yang dia katakan di telfon?" Kake dengan ragu-ragu menjawab, "Lupakan saja! Bahkan kau belum menikah sehingga kau sebaiknya tidak tau hal ini." Bibi dengan kesal bilang bahwa mereka sebaiknya tidak usah mengungkit masalah dirinya yang belum menikah. dan karena bibi sudah sangat kesal makanya dia bilang, "Tunggu dan lihat saja. Aku akan menikah nanti!" Bibi langsung pergi meninggalkan kakek yang kebingungan.
Kakek lalu mengomel sendiri, "Anakku itu belum menikah dan kerjanya hanya diam di rumah. Sementara cucuku pergi dari rumah dan melakukan sesuatu dengan seorang perempuan. Ah benar-benar semuanya ini salahku. Hanya kalian lah para ikan yang tumbuh dengan benar."
Dae Woong pergi ke restaurant daging untuk membelikan Gumiho daging sapi tapi ketika mau membayar, kartu kreditnya tidak bisa digunakan. Dae Woong pun langsung menelfon bibinya untuk bertanya kenapa kartu kreditnya tidak bisa di pakai. Bibi bukannya menjawab pertanyaannya Dae Woong, dia malah bertanya "Apakah perempuan itu bersamamu sejak kau kabur?" Dae Woong jelas kaget kenapa bisa bibinya itu mengetahui tentang Gumiho.
Dae Woong bilang kepada bibinya kalau dia nanti akan menjelaskan tentang perempuan yang bersamanya tapi yang terpenting sekarang adalah kartu kreditnya bisa di pakai. Bibi bilang kalau misalnya dia membantu Dae Woong maka nanti kartu kredit dia yang akan di bekukan oleh Kakek. Dae Woong amat sangat memohon kepada bibinya karena dia tidak bisa hidup jika tidak ada uang. Bibi lalu bilang kalau misalnya Dae Woong mau uang maka Dae Woong harus meninggalkan perempuan itu. Sebelum Dae Woong menjelaskan, bibi langsung mematikan telfonnya.
Dae Woong pun terpaksa membayar semua makanan yang di makan oleh Gumiho itu menggunakan uang yang ada di dompetnya. Dae Woong mau membayar 120.000 won tapi si kasir bilang kalau Gumiho memesan sup iga sehingga total yang harus di bayar itu 127.000. Dae Woong menatap Gumiho yang terlihat amat sangat kekenyangan. Si kasir bilang, "Kau pasti merasa pacarmu sangat cantik karna dia senang makan ya?" Dae Woong menatap Gumiho kesal dan bilang, "Iya. Dia makan banyak dan itu membunuhku."
Selesai makan, Gumiho dan Dae Woong pergi berjalan keliling kota. Gumiho bilang bahwa gdung-gedung jaman sekarang tinggi-tinggi sekali dan banyak sekali orang-orang yang berjalan. Dae Woong bertanya-tanya dalam hatinya, "Dari sekian banyak orang, kenapa kamu memilihku Gumiho?" Gumiho terus melihat-lihat keadaan jalan sementara Dae Woong melihat uangnya yang semakin menipis dan itu tidak akan cukup untuk membelikan makanan daging lagi untuk Gumiho. Tiba-tiba Gumiho memanggil Dae Woong dan Dae Woong pun bertanya, "Apa yang ingin kamu makan lagi?" Gumiho menunjuk mesin minuman.
Dae Woong bertanya-tanya, "Dari mana dia tau tentang minuman soda?" Dae Woong memasukan uang koin kedalam mesin tapi si minuman soda itu tidak keluar juga dari mesin. Dae Woong kesal dan dia akhirnya mendapatkan ide untuk menyalurkan kekesalannya pada Gumiho itu pun ke Mesin. Dae Woong marah-marah ke mesin itu, "Heh kenapa dari sekian banyak orang tapi kau malah memilih aku? Kau pikir aku ini bantalan kursimu hah?" Gumiho menyangka Dae Woong memang marah ke mesin itu makanya dia pun ikut marah-marah dan menendang si mesin minuman itu hingga terjatuh.
Dae Woong kaget dan bilang, "Kita dalam masalah besar!" Mesin minuman itu lalu mengeluarkan minuman soda yang langsung di ambil oleh Dae Woong dan dia langsung mengajak kabur Gumiho dari situ sebelum orang-orang marah pada mereka.
Bibi sedang ada di mall dan berdiri di depan pintu lift. Dia mengomel, "Ah aku harus segera menikah sebelum Dae Woong tumbuh semakin dewasa. Aih pagi-pagi aku sudah pusing karena masalah Ayah dan Dae Woong." Bibi meminum kopi, pintu lift terbuka dan terlihat laki-laki seumuran Bibi yang waktu itu ketemu di dalam lift baru saja keluar dari dalam lift. Bibi kaget sehingga es yang ada di kopi itu pun tertelan dan dia pun langsung batuk-batuk karna keselek.
Laki-laki itu pun langsung menolong bibi untuk memuntahkan es yang tertelan itu. Bahkan dia menggendong Bibi dengan posisi terbalik agar es yang tertelan itu bisa di muntahkan. Akhirnya Bibi berhasil memuntahkan kembali es itu dan dia merasa sangat malu karena kejadian ini terjadi di depan laki-laki itu. Laki-laki itu pun pergi setelah Bibi baik-baik saja namun sebelum dia benar-benar pergi, laki-laki itu menyampaikan pesan "Lelehkan es itu perlahan-lahan sebelum kau akan memakannya!" Ketika laki-laki itu benar-benar pergi, Bibi ngomong dalam hati, "Aku bisa saja menanyakan namanya jika kondisiku tidak seburuk dan memalukan begini. Ah pantas saja aku belum menikah juga." Bibi pun terlihat sedih atas semua ini.
Dae Woong membawa Gumiho ke kampusnya dan Gumiho pun langsung berkomentar, "Oh ini universitas, sangat besar ya." Dae Woong nanya, "Memangnya kamu tau universitas itu apa?" Gumiho menjawab, "Tentu saja. di kuil banyak sekali yang berdoa agar masuk ke universitas bagus. Pasti banyak orang pintar disini" Dae Woong bilang kala Gumiho tidak boleh memberi tau siapapun bahwa dia itu Gumiho dan juga tidak boleh menggunakan kekuatan yang berlebih seperti yang tadi Gumiho lakukan kepada mesin minuman karena orang-orang di kampus itu sangatlah pintar dan bisa tau kalau Gumiho itu adalah seorang Gumiho. Gumiho pun berjanji akan bersikap seperti manusia.
Gumiho dengan polosnya bertanya, "Kalau misalnya aku diam saja, kamu pasti tidak tau kalau aku ini Gumiho kan?" Dae Woong menjawab, "Iya." Dae Woong berjalan dan ngomong sendiri, "Ah sudah lama aku tidak ke kampus. Aku datang ke sini untuk meminjam uang." Dae Woong menoleh ke arah Gumiho yang masih melihat-lihat kampus. Dae Woong lalu melanjutkan omongannya, "Ini semua karena DIA!"
Gumiho menghampiri Dae Woong dan bilang kalau orang-orang di kampus itu mengenakan tas, dan kenapa mereka tidak memakai tas? Dae Woong bilang kalau tujuan mereka datang ke kampus itu sekarang bukan untuk belajar, tapi meminjam uang. Orang pertama yang di datangi oleh Dae Woong adalah temannya yang sering di teraktir olehnya, Dae Woong bilang kalau dia ingin meminjam uang, temannya itu mengaku tidak punya uang sama sekali padahal Gumiho mencium bau uang dari saku celana temannya Dae Woong itu.
Orang-orang yang kemudian di datangi oleh Dae Woong pun sama-sama bilang kalau mereka tidak memiliki uang. Padahal jelas-jelas Gumiho mencium bau uang. Gumiho nanya, "Mereka itu temanmu tetapi mereka berbohong. Kenapa kau tidak melakukan apapun?" Dae Woong kesal dan bilang kepada Gumiho agar tidak ikut campur masalah dirinya karena Gumiho itu tidak mengerti manusia! Dae Woong langsung meninggalkan Gumiho pergi.
Gumiho mendengar temannya Dae Woong ada yang menjelek-jelekan Dae Woong dan heran karna orang sekaya Dae Woong malah ingin meminjam uang. Gumiho awalnya mau mengadukan hal ini kepada Dae Woong namun begitu ingat kata-kata Dae Woong yang meminta agar dirinya tidak ikut campur, akhirnya Gumiho pun diam tidak menceritakan masalah itu.
Gumiho mengejar Dae Woong yang mau masuk ke dalam perpustakaan. Dae Woong bilang bahwa Gumiho tidak bisa masuk ke dalam perpustakaan jika tidak memiliki kartu mahasiswa. Gumiho pun meminta Dae Woong untuk membuatkan untuknya. Dae Woong kesal dan dia nanya, "Apakah kamu punya nama? Apa kamu punya ID? Apa kamu punya keanggotaan? Kamu tidak memilikinya jadi bagaimana mungkin kau akan membuat kartu mahasiswa?" Gumiho juga kesal dan dia bilang, "Baiklah aku tidak bisa masuk." Dae Woong menyuruh Gumiho agar menunggu di luar.
Gumiho terus menunggu dan dia ingin masuk ke tempat yang di masuki oleh manusia. banyak manusia yang masuk ke dalam perpustakaan dan itu membuat Gumiho semakin ingin masuk juga. Gumiho pun memberanikan diri melewati sebuah pintu tapi tiba-tiba pintu itu alarmnya berbunyi dan dia pun panik sehingga langsung pergi keluar dari perpustakaan. Padahal sesungguhnya alarm itu bunyi karena ada buku yang di bawa keluar dari perpustakaan.
Dae Woong melihat kalau Gumiho tidak ada di depan pintu perpustakaan makanya dia pun memanfaatkan waktunya itu dengan mencari info tentang Gumiho. Setelah mencari banyak buku tentang Gumiho, Dae Woong berkata "Ah para penulis buku ini belum pernah melihat Gumiho, lalu kenapa dia malah mengikutiku? Andai saja aku tidak datang ke kuil itu... Ah benar kuil itu!" Dae Woong pun mulai mencari informasi tentang Kuil yang waktu itu dia datangi.
Dae Woong mencari info di internet dan di Internet ada sebuah berita tentang gambar rubah yang menghilang dari lukisan yang di simpan di Kuil itu. Dae Woong ingat kata-kata Gumiho yang bilang bahwa Dae Woong lah yang telah membebaskannya keluar. Dae Woong pun baru sadar bahwa dia telah membebaskan Gumiho itu dengan cara menggambarkan ekor pada gambar gubah itu.
Sementara itu Dong Joo sudah berhasil mendapatkan data-data tentang Dae Woong dan dia berkata, "Jika aku memanggil Dae Woong keluar, Rubah itu pasti akan mengikutinya dan itu akan memudahkan ku untuk menangkapnya. Mungkin kah aku menangkapnya hidup-hidup?" Dong Joo langsung tersenyum dan terlihat ada sebuah pedang yang selalu dia bawa kemana-mana.
Gumiho keliling-keliling kampusnya Dae Woong dan dia menatap para wanita yang sedang memakai Makeup. Gumiho bilang bahwa dia juga ingin memiliki benda berwarna merah yang seperti lipstik itu. Lalu ada sebuah bola basket yang menggelinding ke arah kakinya Gumiho. Bola basket itu milik temannya Dae Woong yang tadi menjelek-jelekan Dae Woong. Laki-laki itu bilang, "Ah kau yang dari tadi bersama Dae Woong kan? Sangat cantik. Berikan bola itu kepadaku! Aku juga temannya Dae Woong!"
Gumiho menggambil bola basket itu lalu berkata, "Ah kau temannya Dae Woong juga? Kau menjelek-jelekan dia di belakangnya apa itu namanya teman?" Gumiho langsung melemparkan bola basket itu ke arah temannya Dae Woong. Gumiho langsung pergi sementara itu Temannya Dae Woong itu hidungnya berdarah dan dia langsung jatuh pingsan karena takut melihat darah. Gumiho berjalan menjauh dari temannya Dae Woong itu dan dia berkata, "Ah bukankah aku juga menjelek-jelekan Dae Woong? Itu tidak masalah karena aku bukan manusia dan juga bukan temannya."
Dae Woong baru keluar dari perpustakaan dan ketika dia melihat Gumiho, makanya dia langsung menarik Gumiho naik menuju lantai atas gedung untuk menanyakan sesuatu. Byung Soo yang sedang bersama dengan Sun Nyeon melihat ada Dae Woong dan dia pun bilang, "Ah itu kan Dae Woong!" Sun Nyeon udah senang dan ingin memanggil Dae Woong tapi begitu melihat ada seorang perempuan bersama Dae Woong, dia pun jadi bertanya "Siapa perempuan yang bersama dengan Dae Woong itu?" Byung Soo menjawab bahwa dia tidak mengetahui apa-apa akan hal itu.
Dae Woong membawa Gumiho ke ruangan perlengkapan alat-alat camera. Dae Woong langsung to the point nanya, "Tempat yang kamu katakan kalau kau ini terperangkap... Apakah itu sebuah lukisan?" Gumiho menggangguk dan bilang bahwa dia sudah menceritakan hal itu pada Dae Woong bahwa Dae Woong lah yang telah membebaskannya karena telah membuat ekor pada lukisan rubah itu. Dae Woong kaget dan nanya, "Jadi rubah di lukisan itu adalah kamu?" Gumiho lagi-lagi hanya menggangguk sambil tersenyum.
Dae Woong ingat kalau dia pernah menggambar sebuah titik hitam di bagian tubuh Rubah itu. Dae Woong lalu meminta ijin untuk melihat sesuatu di bagian tangan Gumiho yang ternyata seperti ada sebuah tahi lalat. Gumiho nanya, "Apakah kamu menggambar ini?" Dae Woong dengan lemas bilang bahwa dia emang menggambar itu. Dae Woong sangat sedih karna ternyata dia lah yang membuat ini semua terjadi pada dirinya. Gumiho mencoba menenangkan Dae Woong dengan bilang bahwa dirinya ini sudah memberikan sesuatu yang penting untuk Dae Woong sehingga Dae Woong harus bertanggung jawab. Dae Woong semakin putus asa karena itu artinya Gumiho akan selalu bersamanya karena sesuatu yang penting milik Gumiho itu ada di dalam dirinya.
Tiba-tiba saja pintu terbuka dan munculah Byung Soo bersama dengan Sun Nyeon yang bertanya, "Bertanggung jawab untuk apa hah?" Sun Nyeon menyangka kalau hal penting yang sudah di berikan Gumiho kepada Dae Woong itu adalah keperawanan makanya Gumiho menuntut pertaggung jawabannya Dae Woong. Dae Woong sendiri kebingungan untuk menjelaskannya. Sun Nyeon kecewa dengan apa yang di lakukan oleh Dae Woong karna dia tidak pernah berfikir bahwa Dae Woong adalah laki-laki seperti itu. Sun Nyeon pun langsung pergi meninggalkan ruangan itu.
Sementara itu Byung Soo malah memberikan selamat kepada Dae Woong dan mengganggap bahwa Dae Woong sangatlah keren karna melakukan hal itu. Dae Woong lagi-lagi kebingungan dengan apa yang di maksud oleh Byung Soo sampai dirinya di berikan selamat.
Di rumah, Bibi bilang bahwa dia sudah membekukan kartu kredit milik Dae Woong. Kakek masih heran kenapa Dae Woong belum juga kembali ke rumah padahal dia yakin kalau Dae Woong tidak akan kuat hidup tanpa uang. Bibi lalu bilang, "Dia itu jatuh cinta. Dia akan menemukan hidupnya karena cinta memang seperti itu." Kakek kebingungan dengan sifat aneh Bibi makanya dia langsung nanya, "Ckckck Apakah kau membuat puisi lagi? Apa kau di tolak lagi? Kau selalu membuat puisi jika di tolak." Bibi hanya menjawab kalau dia bahkan belum melakukan pendekatan.
Kakek meminum air putih yang di berikan es dan langsung mengunyak es-nya itu. Bibi yang melihat hal itu ingat kejadian tadi siang dan dia pun langsung bilang, "Tunggulah sampai esnya mencair dan berhati-hatilah mengunyahnya." Bibi langsung menangis dan pergi ke kamarnya. Kakek yang melihat hal itu berkomentar, "Sepertinya dia jatuh cinta kembali."
Dae Woong mencoba menjelaskan kepada Byung Soo namun dia sendiri tidak berani menyebutkan bahwa Gumiho itu adalah seorang siluman rubah., sementara itu Gumiho duduk di kursi yang tidak cukup jauh dari Dae Woong dan Byung Soo Byung Soo sendiri terlihat tidak curiga dan dia hanya bilang, "Ah kau jatuh hati padanya? Kau keluar dari rumah tanpa uang dan hidup bersamanya bahkan kau tidak terikat dengannya. " Dae Woong mencoba menjelaskan bahwa situasinya dia sekarang cukup sulit dan Byung Soo harus berjanji tidak memberi tau siapa pun juga.
Byung Soo nanya, "Tadi dia bilang bahwa dia itu Gumiho yang mengikutimu terus?" Dae Woong mencari akal dan dia berbohong dengan mengatakan bahwa nama Gumiho itu adalah Mi Ho dan Gu adalah nama marganya. Gumiho yang menguping pun langsung tersenyum karena akhirnya dia memiliki nama manusia. Lalu Dae Woong juga bilang kalau Gumiho tidak senang di panggil Gumiho makanya sebaiknya di panggil Mi Ho saja. Byung Soo mengerti lalu dia bilang kalau Dae Woong ini keadaannya pasti sedang sangat kesusahan karna kabur dari rumah makanya Byung Soo memberikan sebagian uangnya untuk Dae Woong. Dae Woong sangat berterima kasih karna Byung Soo sudah mengerti dirinya.
Byung Soo ingin memperkenalkan diri ke Gumiho tapi Dae Woong langsung melarangnya dan menyuruh Byung Soo cepat pergi kerja saja. Byung Soo ketawa dan bilang bahwa Dae Woong sudah berubah banyak sejak memiliki pacar. Gumiho menghampiri Byung Soo dan Byung Soo pun pamit ke Gumiho.
Gumiho awalnya ingin kenalan sama Byung Soo juga tapi Dae Woong melarangnya. Gumiho lalu nanya, "Apakah kamu tadi bilang bahwa aku ini Gumiho?" Dae Woong ketakutan dan langsung bilang bahwa dia sama sekali tidak memberi tau apa-apa kepada Byung Soo dan Byung Soo itu temannya Dae Woong jadi sebaiknya Gumiho tidak mengganggu Byung Soo. Gumiho ketawa dan bilang kalau maksud pertanyaan dia itu adalah tentang nama. Gumiho nanya, "Kenapa kamu memberiku nama Mi Ho? Bukan kah katamu aku ini bukan manusia dan tidak mempunyai nama?" Dae Wooong pun menjawab kalau selama ini dia selalu memanggil Gumiho dengan sebutan Mi Ho jadi sebaiknya itu menjadi nama Gumiho saja.
Gumiho aga kecewa dengar alasan Dae Woong tadi tapi Dae Woong langsung menjelaskan, "Kau bilang kau ingin tampak seperti manusia kan? Mi Ho adalah nama yang cocok untukmu dan dapat menyembunyikan identitasmu. Bukankah itu bagus? Jadi mulai sekarang aku akan memanggilmu Mi Ho." Gumiho pun amat sangat senang karna dia akhirnya memiliki nama dan ingin di panggil Mi Ho. Dae Woong lalu meminta Mi Ho agar tidak menyakiti Byung Soo karena Byung Soo itu adalah teman baiknya. Mi Ho langsung berjanji tidak akan menyakiti temannya Dae Woong. Dari belakang terlihat temannya Dae Woong yang tadi di lempar bola basket oleh Mi Ho dan Mi Ho pun langsung tersenyum.
Dae Woong ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Mi Ho mengenai lukisan itu tapi tiba-tiba saja HPnya berbunyi dan itu telfon dari Dong Joo yang berbohong dengan mengatakan ada sebuah paket untuk Dae Woong dan sebaiknya Dae Woong segera datang ke kantor kampus untuk mengambil paket itu. Dae Woong sendiri kebingungan mengenai paket.
Dong Joo bersiap di suatu ruangan sambil membawa pedang miliknya itu. Dia bilang bahwa pedang itu akan menunjukan keberadaan Gumiho. Ketika Dae Woong melintas ruangan itu, pedang tidak bereaksi sama sekali dan Dong Jo yakin bahwa Gumiho tidak sedang ada di sekitarnya Dae Woong.
Gumiho di minta menunggu di luar gedung oleh Dae Woong dan ketika dia melihat ada penjual yang memakai kostum ayam pun dia langsung mengejar penjual itu. Tiba-tiba Pedang yang di bawa Dong Joo bersinar dan Dong Joo langsung berlari keluar ruangan untuk mencari sosok Gumiho. Dong Joo terus mengejar Gumiho yang juga mengejar penjual berkostum ayam itu. Dong Joo melihat sekilas wajah Gumiho dan dia pun langsung berhenti mengejar karena ingat sesuatu.
Flashback...
Dong Joo di masa lalu tiba-tiba saja menusuk Gumiho dengan pisaunya. Dong Joo menangis dan meminta maaf karna telah melakukan hal itu kepada Gumiho. Gumiho memegang wajah Dong Joo dan dia pun langsung lenyap menjadi sisa-sisa abu yang bertebaran. Dong Joo sangat terpukul atas kejadian itu dan langsung berteriak kencang memohon maaf kepada Gumiho.
Masa Sekarang...
Dong Joo berhenti mengejar Gumiho dan duduk di pinggir lapangan. Wajah Dong Joo terlihat penuh tekanan dan dia pun berkata, "Dia terbunuh oleh tanganku. Tapi itu bukan dia. Hanya wajah mereka saja yang sama."
Dae Woong kesal karna ternyata paket yang katakanya untuk dirinya itu tidak ada. Dae Woong pun jadi merasa sial sejak dia dekat dengan Gumiho. Dae Woong keluar gedung dan mencari sosok Gumiho tapi tidak ada. Dae Woong pun berfikir, "Bagaimana aku lepas darinya? Kemana dia? Apakah dia sendiri yang pergi dariku?" Tapi tiba-tiba saja terdengar suara Gumiho yang datang dan langsung memperlihatkan sebuah brosur makanan ayam. Dae Woong bilang, "Kau asalnya dari gambar kan? Kalau begitu masuklah ke dalam brosur ini untuk memakannya." Gumiho bilang kalau dia tidak bisa masuk ke dalam brosur itu.
Dae Woong lalu nanya, "Dimana Nenek Sam Shin yang sudah mempenjarakanmu itu?" Gumiho curiga dan bales nanya, "Ada apa kamu mencarinya?" Dae Woong kebingungan dan bilang, "Apa dia ada di kuil? Ah aku tidak ada maksud untuk memanggilnya." Gumiho lalu bilang, "Dia tidak disana. Lagian kau tidak akan bisa memanggilnya." Dae Woong diam sebentar memikirkan apa kelemahannya Gumiho lalu dia mendapatkan sebuah ide, "Ah kau bilang kau suka soda kan? Baiklah ikut aku!"
Dae Woong kini tinggal di dalam gor olahraga itu dan dia pun membeli banyak kaleng alkohol untuk membuat Gumiho mabuk agar bisa berkata jujur. Dae Woong terus menyuruh Gumiho minum alkohol itu bahkan dia main Gunting Kertas Batu dan yang kalah harus minum alkohol itu. Dae Woong sendiri pura-pura minum dan langsung membuang minuman itu. Sudah berkaleng-kaleng minuman alkohol yang di minum oleh Gumiho tapi Gumiho tidak mabuk juga dan itu membuat Dae Woong kebingungan.
Dae Woong bilang kalau dia merasa jalan besar di antara mereka sepertinya sudah mulai mendekat. Gumiho bilang walaupun mereka seperti ini tapi tetap saja Dae Woong terlihat membenci dirinya. Dae Woong pun jujur kalau pertama kali Gumiho bilang akan memakannya itu sangat menakutkan. Dae Woong juga bilang bahwa keadaannya ini sangat sulit dan tidak bisa membelikan Gumiho daging sapi apalagi teman-temannya Dae Woong banyak yang mengkhianatinya. Dae Woong lalu bilang bahwa dia lebih senang orang seperti Gumiho yang jujur akan memakan dirinya dari pada teman-temannya yang berbohong.
Gumiho bilang kalau dia ini bukanlah manusia. Dae Woong aga sewot dan nanya, "Memangnya kenapa kalau kau bukan manusia? Kamu lebih cantik dari gadis lainnya. Jujur ketika pertama kali bertemu denganmu aku sangat terkejut karena kau terlalu cantik. " Gumiho berkata, "Sebenarnya aku tidak suka hal seperti ini, meskipun aku cantik dari pada manusia tapi itu tidak berguna untukku. Kau kan tau kalau aki ini ingin menjadi manusia." Dae Woong mencoba menghibur Gumiho dengan bilang muskipun Gumiho bukan manusia tetapi Gumiho memiliki banyak hal spesial seperti berlari dengan sangat cepat, melompat tinggi dan banyak makan. Gumiho senang dan nanya, "Kau berfikiran seperti itu?" Dae Woong menjawab, "Iya, asalahkan kau tidak akan memekanku." Gumiho pun langsung berjanji tidak akan memakan Dae Woong.
Dae Woong lalu nanya, "Jadi kau ingin berteman?" Tentu saja Gumiho ingin tapi dia bingung dan bertanya, "Apakah kita bisa berteman muskipun aku bukan manusia?" Dae Woong bilang bahwa pertemanan itu tidak mengenal batasan bahkan dalam kartun Korea pun ada yang berteman dengan makhluk angksa lainnya. Gumiho nanya bagaimana cara tokoh dalam kartun itu bisa berteman? Dae Woong memikirkan cara dan bilang bahwa mereka bisa berteman dengan cara menyatukan jari telunjuk mereka dan mengucapkan kata "Hoi-Hoi!" Gumiho pun langsung tertarik mencobanya dan akhirnya mereka pun berteman.
Asistennya Dong Joo masuk ke ruangannya Dong Joo dan bertaya kenapa Dong Joo terlihat lemas sepanjang hari? Apakah karena Dong Joo tidak berhasil menemukan apa yang Dong Joo inginkan? Dong Joo menjawab kalau dia menemukan apa yang dia inginkan tapi tidak berhasil menangkapnya. Asistennya pun menyarankan agar lain kali Dong Joo menangkap apa yang Dong Joo inginkan.
Dong Joo masuk kedalam ruang pribadinya dimana dia selalu mencari info tentang Gumiho. Dong Joo bilang bahwa dia perlu melihat sosok Gumiho sekali lagi untuk memastikan bahwa Gumiho itu bukanlah wanita yang pernah dia tusuk pada masa lalu.
Gumiho cerita pada Dae Woong bahwa dia mengikuti Dae Woong sampai ke Seoul dengan masuk kedalam bagasi Bis yang membawa Dae Woong ke Seoul. Dae Woong membayangkan hal itu pun langsung tertawa puas karna awalnya dia menyangka bahwa Gumiho itu menghilang atau terbang untuk sampai ke Seoul. Gumiho bilang bahwa dia sebenarnya bisa saja melakukan hal itu tapi karena mutiara titisan miliknya itu ada di tubuh Dae Woong jadi kemampuannya itu pun jadi berkurang. Dae Woong lalu bertanya, "Kalau begitu, apakah pendengaran dan penciuman mu masih tajam seperti anjing?" Gumiho langsung kesal dan bilang bahwa kemampuannya itu lebih hebat dari pada Anjing.
Dae Woong bilang bahwa sekarang dia merasa lebih dekat dengan Gumiho setelah melakukan perbincangan seperti ini. Dae Woong lalu bertanya, "Kau pasti memiliki kelemahan kan?" Gumiho menjawab bahwa dirinya itu tidak memiliki kelemahan sama sekali. Dae Woong langsung lesu dan kembali bertanya, "Jadi ku tidak memiliki satu hal yang di takuti atau di benci?" Gumiho kali ini menjawab bahwa dia takut Air. Dae Woong melihat ada air mineral dan berniat menakut-nakuti Gumiho dengan itu tapi akhirnya dia malah meminum air mineral itu. Gumiho bilang bahwa air yang sedikit sih dia takut, yang dia takuti itu adalah sungai dan laut.
Dae Woong masuk kedalam gor dan dia langsung bilang, "Air. Dia takut air. Mi Ho! Mi Ho! Aku rasa dia tidak mendengarkan aku dari arah sini. Ternyata dia tidak begitu sulit untuk di taklukan." Tiba-tiba saja Gumiho masuk ke dalam Gor dan bilang, "Sepertinya ekorku akan keluar, ayo aku akan menunjukannya padamu. Ayo lah aku akan menunjukannya padamu." Dae Woong ketakutan dan bilang dia belum siap namun Gumiho terus menariknya keluar Gor untuk melihat Ekor Gumiho yang akan keluar jika terkena sinar bulan. Gumiho pun memperlihatkan ekornya yang ada sembilan namun Dae Woong tidak mau melihatnya dan menunduk karena takut.
Pagi-pagi Gumiho langsung membangunkan Dae Woong untuk makan sapi. Makan siang pun Gumiho meminta makan sapi. Dae Woong sudah kesal dan ingin memukul Gumiho dengan teplon tapi dia tidak berani. Malam hari pun lagi-lagi Gumiho meminta makan sapi dan itu langsung membuat Dae Woong benar-benar kesal namun dia tidak bisa menolak sama sekali.
Besok paginya Gumiho membawa Dae Woong ke sebuah restaurant sapi. Dae Woong menolak untuk membeli makanan sapi lagi untuk Gumiho. Mata Gumiho tiba-tiba berubah menjadi biru dan ada sebuah pot bunga yang hampir jatuh mengenai kepala Dae Woong tapi Gumiho menyelamatkannya dengan cara terbang dan menendang pot bunga itu agar tidak jatuh mengenai Dae Woong. Gumiho lalu nanya, "Makan sapi ya?" Dae Woong pun tidak bisa menolak dan membolehkan Gumiho untuk makan sapi kembali. Gumiho pun kembali ceria dan langsung masuk ke dalam restaurant sapi itu.
Bibi pergi ke departemen store lagi karena dia ingin bertemu dengan laki-laki yang waktu itu apalagi bibi selal bertemu laki-laki itu di departemen store makanya dia berharap akan bertemu lagi dengannya. Bibi sudah berdandan dan ingin memperlihatkan sifatnya yang anggun ini kepada laki-laki itu. dan benar saja laki-laki itu ada di departemen store itu sedang melihat-lihat pakaian. Bibi pun bermaksud menghampiri laki-laki itu tapi tiba-tiba dia berhenti karena muncul Sun Nyeon yang langsung memeluk laki-laki itu dan berkata "Ah Dong Hong-sshi aku belanja terlalu banyak, tidak apa-apa kan? Ayo kita pilih baju untukmu, aku tidak suka bajumu ini." Bibi jelas kaget sekali melihat hal itu.
Laki-laki yang ternyata bernama Dong Hong itu juga melihat Bibi dan sama-sama kaget. Bibi langsung lari pergi dan Dong Hong langsung menyurun Sun Nyeon untuk menunggu sebentar. Sun Nyeon kebingungan dan bertanya, "Ayah, ada apa?" Bibi masuk ke dalam counter pakaian dalam dan bilang bahwa dirinya ini terlalu berharap banyak pada laki-laki asing tersebut. Dong Hong datang mau menghampiri bibi tapi tiba-tiba seorang pegawai toko datang menghampiri bibi dan bertanya, "Apakah and mau membelikan sesuatu untuk suamimu?" Bibi menjawab, "Iya untuk suamiku." Dong Hong yang mendengar itu pun langsung lemas.
Sun Nyeon menghampiri Dong Hong dan bertanya, "Ada apa?" Dong Hong langsung memakai kacamata hitamnya dan pergi meninggalkan bibi. Bibi pun langsung lemes melihat hal itu.
Dae Woong, Gumiho dan juga Byung Soo sedang duduk-duduk di dekat sebuah sungai besar. Byung Soo mulai dekat dengan Gumiho dan mereka pun bermain tebak koin. Gumiho selalu menang melawan Byung Soo dan Dae Woong pun langsung bilang, "Percuma kau melawannya dia akan selalu menang." Byung Soo pun langsung memuji Gumiho, "Kaka ipar, kau sangat hebat."
Dae Woong melemparkan roti pada sungai yang ada ikannya. Dae Woong ngomong dalam hati, "Jika aku melemparkannya ke air seperti ini, mungkin aku akan mati duluan. Ah bagaimana cara aku mendapatkan uang? Uangku sudah habis dan aku harus tetap membelikan daging. Ah aku hampir gila." Byung Soo yang melihat Dae Woong teus melempar-lempar roti ke kolam pun langsung bilang, "Hey hentikan memberi makan seperti itu! Pemilik ikan koi itu mungkin akan sangat marah padamu. Mereka itu mahal tau!" Dae Woong berkomentar, "Mereka ini murah. Kakekku memiliki ikan koi asli dan itu baru sangat mahal." Dae Woong diam sebentar dan dia pun mendaparkan sebuah ide.
Dae Woong langsung bilang pada Gumiho, "Mi Ho diamlah disini sebentar dengan Byung Soo. Aku akan mendapatkan uang untuk membeli daging!"
Ya ide Dae Woong itu adalah masuk ke dalam rumahnya untuk mencuri ikan koi milik kakeknya itu. Ada anjing di rumah Dae Woong yang langsung menggonggong saat Dae Woong masuk, Dae Woong pun langsung menyuruh anjingnya itu agar diam. Dae Woong bilang bahwa dia hanya ingin mengambil sesuau dan nanti akan pergi, jika dirinya ketauan oleh kakeknya maka dia akan benar-benar mati.
Dae Woong memulai aksinya itu dengan datang ke kolam ikan. DaeWoong bilang, "Yang paling besar pasti yang paling mahal. Tidak! Yang paling berwarna dan cantik pasti yang mahal. Baiklah aku akan menangkap yang paling cantik!" Dae Woong pun turun ke dalam kolam untuk menangkap ikan koi yang langsung dia simpan di dalam ember, Dae Woong berkata, "Tenang lah Oppa akan membawamu ke tempat yang lebih bagus dari pada disini." Tiba-tiba ada suara "Dimana itu Oppa?" Dae Woong langsung kaget karna itu adalah suara kakek.
Kakek marah-marah, "Kau kabur dari rumah dan kembali ke sini hanya untuk mencuri ikanku?" Dae Woong diam-diam memakai sepatunya dan bilang bahwa semalam itu dia bermimpi ikan koi milik kakek ada yang mati dan mengambang makanya dia datang hanya untuk menolongnya.
Kakek awalnya percaya tapi begitu melihat ember yang di pegang oleh Dae Woong tiba-tiba bergerak, kakek pun yakin kalau ikan itu masih hidup. Dae Woong memasukan jarinya ke dalam ember dan berteriak-teriak panik "Ah jariku di makan!" Kakek juga ikutan panik dan menyuruh Dae Woong untuk melepas jarinya itu. Dae Woong mengeluarkan jarinya yang ternyata tidak di gigit dan langsung kabur keluar. Bibi yang baru datang pun kaget melihat Kakek yang tiba-tiba mengejar Dae Woong.
Dae Woong terus berlari dan dia pun tidak sadar bahwa ada sebuah truk yang datang. Dae Woong, Kakek dan Bibi pun kaget dan terlihat ember yang Dae Woong pegang pun terbang ke atas dan si ikan terjatuh.
Mereka pergi ke dokter dan Kakek memohon pada dokter untuk menyelamatkannya. Dokter meminta maaf karena dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tiba-tiba muncul Dae Woong dari belakang. Ternyata yang mati itu adalah ikan koinya, sementara Dae Woong hanya terluka pada keningnya. Kakek benar-benar kesal melihat Dae Woong.
Kakek menyuruh Dae Woong untuk pulang ke rumah dan berbicara. Dae Woong bilang bahwa dia tidak bisa pulang sekarang karena perempuan itu pasti akan membunuhnya jika dia meninggalkannya jadi sebaiknya Kakek memberikan dia uang saja. Kakek nanya, "Seperti apa perempuan itu?" Dae Woong meminta maaf tidak bisa menjelaskan hal ini karna ini semua demi kebaikan kakek juga. Kakek pun lalu meminta Dae Woong untuk membawa perempuan itu ke rumah agar mereka bisa menilainya.
Tapi Dae Woong langsung menolaknya lagi. Kakek bener-bener marah dan bilang, "Kami harus melihat perempuan itu agar kami bisa menilainya apakah dia pantas kau nikahi atau tidak." Dae Woong langsung sewot dan bilang, "Menikahi dia? Kenapa aku harus menikahinya? Aku hanya tinggal dengannya sebentar dan aku akan mengembalikan dia ke tempatnya." Kakek langsung menampar Dae Woong dan itu benar-benar membuat Bibi dan Dae Woong kaget. Kakek langsung berkata, "Baiklah terserah dirimu. "
Kakek langsung masuk ke dalam mobil. Bibi bilang bahwa ini semua karena kesalahannya Dae Woong. Dae Woong lalu berkata, "Kakek tidak mengetahui hal yang sebenarnya."
Ketika berjalan pergi, Sun Nyeon datang menghampiri Dae Woong dan bertanya, "Dae Woong, sampai kapan kamu akan tinggal di gedung olahraga milik ayahku itu huh?" Dae Woong menjawab, "Bukankah kau bilang kalau aku boleh tinggal selama yang aku mau?" Sun Nyeon kesal dan bilang kalau dia sudah merubahnya karena Dae Woong tingal disana bersama perempuan lain dan Dae Woong tidak juga mencari pekerjaan.
Dae Woong bingung kenapa tiba-tiba saja Sun Nyeon berubah pikiran seperti ini. Sun Nyeon lalu bilang, "Ah aku melihat Hye-In Unnie, dia bersama dengan pacarmu dan juga Byung Soo." Dae Woong panik dan langsung berlari ke arah tempat Byung Soo dan Gumiho berada, "Noona tidak boleh melihat Mi Ho atau nanti dia akan menjadi salah paham."
Hye In bertanya ke Byung Soo, "Sepertinya dia bukan murid sini. Apakah dia pacarmu Byung Soo?" Byung Soo langsung bilang bahwa Gumiho itu bukan pacarnya. Gumiho pun langsung bilang, "Namaku Mi Ho. Mi Ho!" Dae Woong yang masih berlari menuju tempat itu ingat kalau Gumiho bisa mendengar omongannya dari jarak jauh makanya dia bilang, "Mi Ho! Tolong jangan katakan apapun juga!" Mi Ho yang mendengar suara Dae Woong langsung bilang, "Ah ini Dae Woong." Hye In lalu bertanya, "Dae Woong? Kau kenal dia?" Gumiho mengangguk danbilang kalau mereka itu berteman. Hye In bertanya, "Apakah kamu pacar Dae Woong?" Mi Ho kembali mengangguk dan berkata, "Iya. Teman."
Dae Woong datang dan langsung bilang kepada Hye In, "Noona. Dia bukan pacarku!" Gumiho yang melihat itu pun langsung menatap Dae Woong kesal.
No comments:
Post a Comment