Judul : Warrior Baek Dong Soo Episode : 01 | 02 | 03 | 04 | 05 | 06 | 07 | 08 | 09 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
Episode 12
Tuan Hong bertemu dengan Chun, yang mengatakan pada Tuan Hong bahwa dengan Pangeran Mahkota dilengserkan dari posisinya, kelihatannya Tuan Hong telah mencapai tujuannya. Chun kemudian bertanya mengenai Rencana.
Judul : Warrior Baek Dong Soo Episode : 01 | 02 | 03 | 04 | 05 | 06 | 07 | 08 | 09 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
Raja membakar gulungan-gulungan yang bergambar peta di atasnya.
Tuan Hong mengatakan pada Chun bahwa mereka hanya punya separuh dari Rencana, dan harus menangkap Ji Sun untuk mendapatkan sisanya. Jadi jelaslah di sini bahwa Tuan Hong berpikir kalau Rencana bukan hanya gulungan peta itu saja, tapi buku yang telah dibakar oleh ayah Ji Sun itu selain mengandung peta juga ada informasi yang lain, dan Tuan Hong yakin kalau bagian buku yang lain tersembunyi entah di mana.
Lalu Tuan Hong bertanya apakah Chun mendengar mengenai buku lain yang dimiliki oleh Pangeran Sado, yaitu buku yang mencatat secara detil mengenai seni bela diri, buku yang mana telah disusun oleh Gwang Taek dan diberikan pada Pangeran Sado. Hong memberitahu Chun bahwa jika Chun berhasil mendapatkan buku itu dan mempelajari rahasia di dalamnya, maka Chun akan menjadi ahli seni bela diri yang terbaik, tidak hanya di Joseon tapi juga di Qing. Chun bertanya apakah dirinya bukan yang terbaik sekarang, dan Hong mengingatkannya bahwa Gwang Taek disebut banyak orang lebih baik daripada Chun.
Chun memberitahu Hong, dia tak perlu buku busuk itu. Tak ada gunanya ia mencari buku itu karena bisa saja semua yang tertulis di dalamnya sudah ia ketahuui … Hong menyahut, yah .. terserahlah … tapi Hong tetap bertekad untuk mendapatkannya, dan jika benar-benar berhasil, ia berencana akan mengirimkannya pada Chun.
Hong kemudian mengatakan pada Chun, meskipun sekarang Pangeran Sado telah lengser, tapi masih menjadi sebuah ancaman bagi mereka, karena bisa saja Raja mengubah pikiran dan mengangkatnya kembali pada satu saat. Chun bertanya apakah Tuan Hong ingin agar Pangeran Sado dibunuh? Tuan Hong menjawab kalau ia punya rencana yang lebih baik, tapi untuk itu ia akan membutuhkan bantuan dari Chun.
Un dan kedua rekan pembunuh gelapnya menuju ke kediaman Sa Mo untuk membunuh orang yang ada di sana. Un menusuk temannya yang tertidur lebih dulu. Saat temannya yang kedua terbangun, Un membuatnya tak bergerak dengan jarum akupungtur, dan kemudian menusuknya juga. Temannya yang ini, Sang Gak, mengenali Un dan bertanya: “Un, kaukah itu?” dan kemudian roboh. Sementara Un meninggalkan ruangan, pemuda ketiga dari kamp, Yeong Gol, datang dari luar rumah dan bertemu dengan para pembunuh gelap. Saat ia bertarung melawan seorang pembunuh gelap, Un berjalan di belakannya dan kemudian juga menusuknya. Saat kedua pembunuh gelap lainnya segera bergegas pergi dan Un juga berjalan pergi, Yeong Gol menggunakan sisa tenaganya untuk melemparkan sebuah pisau yang berhasil melukai lengan Un.
Un menyuruh kedua rekannya pergi, dan memberitahu mereka kalau ia tetap tinggal untuk membersihkan semuanya, jadi keduanya segera berlari pergi. Un kembali dan memeriksa keadaan Yong Gol, kemudian memanggulnya kembali ke ruangan di mana kedua temannya yang lain berada. Un kemudian memeriksa mereka satu persatu, mengambil obat dan merawat luka-luka mereka.
Sementara itu Ji Sun menemukan Gwang Taek sedang berdiri dengan gelisah di halaman markas para bandit. Tanpa mengetahui alasannya, Gwang Taek berujar kalau ia tiba-tiba saja merasa hatinya sangat gelisah. Cho Rip dan Dong Soo juga bangun dan Dong Soo bertanya apakah Un sudah pulang. Dong Soo dan Cho Rip bersiap-siap untuk kembali ke Istana, meninggalkan Sa Mo dalam perawatan Ji Sun dan Jin Ki.
Di Istana, Komandan Im mencoba membuat rencana untuk menyelamatkan hidup Pangeran Mahkota, karena Raja sendiri yang memerintahkannya. Dua tangan kanan kepercayaannya menawarkan bantuan, tapi Im sebaliknya meminta mereka untuk menjaga anak Pangeran Sado (Yi San!). Im berencana untuk menggunakan tenaga dari ketiga pemuda Sa Mo untuk membantunya dalam melakukan rencana ini.
Di markas Hoksa Chorong, Ji mengasah pedangnya sementara Chun bertanya apakah hari ini Ji akan bertemu dengan Gwang Taek, dan apa jawabannya. Ji menyahut kalau ini bukan urusan Chun. Satu dari pembunuh gelap rekan Un kembali dan melapor pada Chun kalau Un telah melakukan serangan pada para pemuda dari kamp gunung dengan sempurna.
Jipergi menemui Gwang Taek di tempat yang dijanjikan. Gwang Taek bertanya pada Ji apa jawabannya, apakah Ji mau pergi bersama dengannya? Ji tak menjawabnya, justru mengatakan kalau ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk bertemu. Mereka berdua menghunus pedang dan bertanding, yang kelihatan seperti sedang menarikan tarian pedang bukan bertanding, yang dilakukan oleh mereka berdua, Ji dan Gwang Taek.
Berhenti sejenak, Ji bertanya apakah Gwang Taek menahan diri karenaGwang Taek pikir kalau dirinya sudah tua atau lemah? Dan meminta Gwang Taek untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari oleh Gwang Taek ketika ia pergi ke Qing. Beberapa permainan pedang lagi, dan akhirnya keduanya berhenti. Ji memberitahu Gwang Taek kalau ia telah melihat apa yang telah dipelajari oleh Gwang Taek. Ji mengatakan kalau mereka tak akan bertemu lagi dan memintanya untuk menjaga diri, kemudian beranjak pergi meninggalkan Gwang Taek.
Gwang Taek berbalik dan memberitahu Ji kalau ia telah bertemu Hwang Jin Ki secara kebetulan dan mengatakan kalau anak gadis Jin Ki mirip seperti Ji. Ji menyahut kalau itu sudah terlalu lama, biarkan saja berlalu. Gwang Taek mengulang bahwa ia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan Ji. Ji mengatakan kalau segala sesuatunya telah berjalan terlalu jauh, sekarang ia tak dapat melakukan itu …
Dong Soo dan Cho Rip sampai di rumah Sa Mo dan menemukan Un sedang duduk di sana dengan para pemuda yang terluka. Jang Mi memberitahu mereka mengenai serangan itu sebelumnya. Komandan Im datang, dan mendengar berita itu juga. Im bertanya pada Un mengapa ia ada di sini, dan Un menjawab kalau ia mampir untuk memeriksa keadaan mereka di rumah Samo, dan tak sengaja menemukan mereka sudah terluka. Jang Mi mendukung perkataan Un, bahwa ia juga datang untuk mereriksa mereka dan menemukan Un sedang merawat ketiganya. Im merasakan ada sesuatu yang ganjil, bahwa semuanya tidaklah persis seperti itu, dan memandang Un kembali. Im melihat luka di bahunya dan menawarkan diri untuk mengobatinya. Un berbohong dan mengatakan kalau ia mendapatkan luka itu saat meninggalkan Istana, tapi Im tahu kalau luka Un tidak didapatkannya dari itu, dan mengatakan pada Un agar tidak berbohong.
Yang mengejutkan, Dong Soo lah yang memberitahu Im kalau luka itu dari serangan para pembunuh gelap, dan Un mendapatkannya karena melindungi ketiga rekan mereka. Im masih curiga, tapi mengatakan kalau mereka akan tahu yang sebenarnya ketika ketiganya sadar nanti. Dan baru saja Im mengatakan hal itu, Sang Gak, pemuda kedua yang mengenali Un saat penyerangan sebelumnya, sadar. Dia melihat pada Un, dan mulai berteriak padanya. Tapi kemudian menyadari kalau kedua temannya ada di dekatnya dan bertanya bagaimana keadaan mereka. Menyadari kalau mereka semua masih hidup, dan menyadari kalau Un bisa saja sebelumnya benar-benar membunuh mereka, Sang Gak berbohong dengan mengatakan kalau ia tak mengenali satupun dari para penyerang mereka, dan Un pasti telah datang lwbih awal tanpa disangka oleh para pembunuh gelap itu sehingga dengan demikian menyelamatkan nyawa mereka semua.
Im memberitahu ketiga pemuda kita kalau ia akan menemui mereka di Istana nanti, dan saat Un beranjak pergi, ia berhenti sejenak untuk berterima kasih pada Sang Gak, yang memberitahu Un kalau Un harus punya alasan yang bagus melakukan ini, tapi untuk sementara, ia berterima kasih pada Un karena membiarkan mereka hidup.
Jang Mi duduk di halaman mengeluh bahwa ia ingin pergi memeriksa Sa Mo, tapi sekarang justru harus mengurus ketiga pemuda yang terluka itu. Jang Mi So, di lain pihak, berlatih melemparkan senjata berbentuk bintang. Jang Mi mengomelinya karena melakukan hal yang sia-sia, dia seharusnya membuat bubur saja bagi para pemuda yang terluka itu. Apa gunanya seni bela diri, apakah itu akan membantunya mendapatkan suami yang baik? Mi So menyatakan bahwa ia telah mempelajari bela diri dari ayahnya (Dae Pyo) bersama-sama dengan Un dan Dong soo ketika mereka masih kecil. Dia masih tak melupakan semuanya, termasuk siapa yang telah membunuh ayahnya. Jang Mi menyebutnya sinting, dan Mi So menyahut kalau ia akan membalas dendam kematian ayahnya … aku harap ia menjadi seorang wanita seperti Jin Ju maupun Ji Sun.
Kembali ke Istana, Hong Sa Hae menjemput Un untuk bertemu dengan ayahnya. Tuan Hong bertanya pada Un apakah ia pikir ia akan dapat naik tingkat hanya dengan keahliannya itu. Un bertanya apa nasihat yang akan Tuan Hong berikan padanya.
Nasihat Tuan Hong adalah:
1. Setialah pada seseorang yang lebih kuat sampai mati.
2. Jangan pernah menunjukkan kelemahan pada mereka yang lebih lemah daripada dirimu.
3. Jika seseorang menghalangi jalanmu, singkirkan mereka.
4. Injaklah setiap orang yang berada di jalanmu.
Kemudian Hong bertanya pada Un, karena kau adalah seorang pembunuh bayaran, mengapa kau melayani Pangeran? Un sangat terkejut bahwa Tuan Hong tahu itu. Tuan Hong memberitahu bahwa ia mengetahui semua yang terjadi di Istana.
Pangeran Mahkota di dalam penjara, dan Komandan Im memberitahu ketiga pemuda kita bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menjaga ia tetap hidup. Sekarang mereka harus menemukan cara untuk mengeluarkannya dari Istana. Un keberatan, jika mereka melakukan ini maka Pangeran akan menjadi buronan seumur hidupnya. Im memberitahu pada mereka bahwa mereka akan menaruh seseorang sebagai pengganti Pangeran, jadi tak ada seorangpun yang tahu kalau Pangeran bebas. Dong Soo mengatakan bahwa ini akan berarti kematian bagi orang itu. Im mengatakan kalau hukumannya kemungkinan besar dipenjarakan seumur hidup. tak ada yang tahu sampai mereka mendengarkan putusan itu. Tapi ia ingin seorang sukarelawan dari ketiganya.
Dong Soo mengajukan dirinya secara sukarela. Ia mengatakan bahwa Un memiliki masa depan yang hebat karena talentanya, dan Cho Rip akan sangat ketakutan, jadi ia yang akan melakukannya. Saat mereka beranjak pergi, Cho Rip berniat kembali untuk berbicara dengan Komandan Im. Tak sengaja saat di luar ruangan ia mendengar Im mengatakan bahwa ia tak dapat mengijinkan Dong Soo untuk melakukan tugas itu karena ia adalah satu-satunya garis keturunan terakhri dari keluarganya, dan juga Gwang Taek telah memberikan lengannya demi menebus nyawanya. Im tak bisa membiarkan kehidupan seseorang seperti itu dibuang saja dengan sia-sia.
Di Istana, Cho Rip mencoba memberitahu Dong soo kalau dirinya telah berhutang nyawa pada Dong Soo, tapi Dong Soo memotong perkataanya dan mengatakan kalau ia telah mengatakan akan menjadi pengganti, dan tak dapat menjilat ludahnya sendiri.
Faksi Noron mengadakan pertemuan untuk merayakan keberhasilan mereka membuat Pangeran Sado lengser dari posisinya sebagai Pangeran Mahkota, bahkan sekarang dipenjara dan kemungkinan besar hukuman seumur hidup. Tapi Tuan Hong memberitahu mereka bahwa semuanya ini belum berakhir. Ia ingin agar Gwang Taek juga diurus.
Jadi ketika Gwang Taek dan yang lain kembali ke rumah Sa Mo, ada pasukan yang telah menunggu dengan perintah untuk Gwang Taek. Ada titah untuk mengirimnya menyelidiki pergerakan mencurigakan dari Jepang. Yang sebenarnya hanyalah sebuah alasan belaka untuk menyingkirkan Gwang Taek.
Gwang Taek bersikukuh kalau ia harus memenuhi titah itu, sementara Sa Mo menentangnya, berpendapat kalau itu mungkin saja titah palsu. Jadi Gwang Taek pergi ke Istana untuk berkonsultasi dengan Komandan Im, tapi ditolak oleh seorang penjaga yang menyatakan bahwa jam malam sudah dimulai dan tak seorangpun diperbolehkan masuk. Gwang Taek kemudian pergi menemui Tuan Hong, yang memang sedang menunggunya. Hoang memberitahu bahwa itu adalah perintah Raja dan bukan titah palsu, jadi Gwang Taek seharusnya mematuhi itu. Dia kemudian menawari Gwang Taek minuman, yang sebenarnya telah ia racuni.
Saat Gwang Taek berjalan pulang, ia roboh di jalan, memuntahkan darah segar.
Sementara itu, Cho Rip membawa sebuah botol minuman untuk minum bersama-sama dengan Dong Soo. Dan Sa Mo mondar-mandir menunggu kedatangan Gwang Taek.
Pagneran Mahkota dikawal keluar dari sel tahanannya, dan dari selnya sendiri, Jenderal Seo memberikan penghormatan resmi yang terakhir. Ketika Komandan Im membantu Pangeran mengenakan jubahnya, Cho Rip datang. Dia telah menaruh obat tidur pada minuman Dong Soo, dan menawarkan dirinya sendiri sebagai pengganti dari Pangeran. Ini untuk pertama kalinya pangeran mendengar rencana untuk menyelamatkan dirinya, dan sangat tidak senang untuk mengorbankan Cho rip demi keselamatan dirinya sendiri. Komandan Im mengatakan padanya kalau ini adalah satu-satunya cara, dan Cho Rip dengan cukup berani meminta agar Pangeran mengijinkan dirinya untuk melakukan pilihan ini.
Dong Soo sadar dan segera bangkit, menemukan catatan dari Cho Rip. Dong Soo menyusulnya ke Istana, tapi Komandan Im menghentikan Dong Soo agar tidak ikut campur, dan memberitahunya bahwa sekali Pangeran berhasil melarikan diri maka mereka dapat mencoba untuk menyelamatkan Cho Rip. Dong Soo sungguh tak senang dengan keputusan ini dan jatuh terduduk berurai air mata.
Pangeran Mahkota Sado mendengarkan hukumannya: dipenjara di sebuah kotak penyimpanan beras!
Dong Soo dikirim untuk menemukan Gwang Taek dan memberitahu mengenai rencana mereka, tapi yang bisa ia temui hanyalah Sa Mo dan Ji Sun di kediaman Sa Mo. Dong Soo tidak memberitahu SaMo keseluruhan rencana itu, hanya yang perlu saja, jadi Sa Mo dan ketiga pemuda kamp gunung keluar untuk melacak jejak dari Gwang Taek.
Dong Soo membawa Ji Sun untuk bertemu dengan Pangeran Mahkota, dan dengan Ji Sun yang berkuda, Dong Soo berjalan melalui kota. Dong Soo kemudian melihat orang-orang jahat, jadi ia menyuruh Ji Sun untuk terus saja sementara ia sendiri menghalangi pengejarnya.
Anakbuah Komandan Im melumpuhkan para penjaga yang menjaga kotak beras, dan Cho Rip menggantikan Pangeran Mahkota. Ketiga anakbuah Im memimpin Pangeran ke jalan rahasia, dan kemudian sebelum berpisah mereka memberikan penghormatan terakhir mereka pada Pangeran.
Sementara itu, Un meninggalkan Istana dengan kereta kuda tertutup dan juga beberapa pengawal, dikuntit oleh pengawal pribadi Tuan Hong. Pengawal pribadi Tuan Hong diperintahkan untuk membiarkan ini ditangani oelh Chun.
Chun mendapatkan pesan Tuan Hong dan memberitahu Ji untuk tidak ikut. Dia rasa Ji tak akan bertarung melawan Gwang Taek, dan juga kelihatannya Gwang Taek tak akan ada di sana. Karena jika seperti itu, maka mereka akan bertarung sampai mati.
Para pembunuh gelap menghadang jalan dari kereta itu, dan kemudian pertarungan tak terhindarkan lagi. Semua pengawal kereta terbunuh dan sebelumnya mereka akhirnya menyadari bahwa Un berdiri di pihak para pembunuh gelap. Para pembunuh gelap menyingkap tirai dari kereta kuda, membuat perangkap bekerja, melepaskan banyak anak panah dan membunuh banyak sekali para pembunuh gelap itu. Perangkap yang sungguh hebat, disebut dengan hwach. Un tertegun dan menyadari bahwa ia tak dipercayai sepenuhnya dengan keseluruhan rencana pelarian Pangeran, dan Im telah menggunakan Un sebagai pengalih perhatian.
Imdan Pangeran Mahkota keluar dari lorong rahasia, dan saat mereka sampai di ujungnya, Pangeran memberikan upacara penghormatan terakhir ke arah Raja. Mereka berdua menuju ke tempat pertemuan yang dijanjikan, tapi yang lainnya tak ada di sana, justru para pembunuh bayaran dan pengawal pribadi Tuan Hong yang sedang menunggu kedatangan Pangeran Mahkota.
Pertarungan tak seimbang terjadi, dengan Im menggunakan pedangnya dan Pangeran Mahkota menggunakan senjata tombak.
Saat Im terkena dua anak panah dan akan roboh, Chun berkuda ke arah mereka dan turun tangan. Anehnya dia justru mencekik si pengawal pribadi Tuan Hong sampai mati karena tidak berduel dengan pantas, daripada bertarung pedang dengan pedang melawan Im, si pengawal itu membiarkan Im diserang dengan panah.
Chun membiarkan Im dan Pangeran Mahkota untuk lolos, dan kemudian menguntit mereka sampai mereka tiba di tempat yang lebih baik. Chun menyuarakan penyesalannya, tapi mengatakan bahwa ia tak punya pilihan lain selain membunuh mereka berdua. Dan pertarungan kembali terjadi …
Pada akhrinya, Pangeran berhasil membunuh pembunuh gelap yang terakhir, dan Im sedang bertarung melawan Chun, sementara Un dan yang lainnya, yang tersisa dari jebakan Hwaja sampai di tempat itu. Im segera keluar dari pertarungannya dengan Chun untuk menghadapi Un. Un berdiri saja dan membiarkan Im untuk menyerangnya, tapi saat pedang Im menyabet ke arah lehernya, Chun menangkis dan memberitahu Im bahwa Un selalu menjadi seorang pembunuh gelap, dan ia tak dapat mengijinkan Im untuk membunuh orang yang akan menjadi penggantinya kelak.
Chun melukai Im sangat parah, dan kemudian bertanya apakah Un mau menyelesaikan ini. Un meminta maaf pada Im, menghunus pedangnya, dan sementara Un berurai air mata, Un menusuk Im.
Ketika Pangeran Mahkota datang, Im mengucapkan selamat tinggal, menyarungkan pedangnya dan jatuh dalam posisi berlutut, kemudian … mati …
Chun dan Un beranjak pergi, meninggalkan Pangeran Mahkota di belakang, yang memohon agar Im tetap hidup. Pangeran Sado yang sangat murka mengambil tombaknya dan mulai mengejar Chun …. meninggalkan tubuh Im yang masih dalam posisi berlutut di tengah hutan …
No comments:
Post a Comment