Judul : Warrior Baek Dong Soo Episode : 01 | 02 | 03 | 04 | 05 | 06 | 07 | 08 | 09 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
Episode 10
Pelukis Kim Hong Do memberitahu Pangeran Mahkota bahwa tato map itu sebenarnya terdiri dari 3 peta. Peta 1 memberitahu jalur terdekat untuk menuju ke Beijing. Map ke 2 menunjukkan bermacam-macam taktik, yang dijelaskan secara terperinci, yang dapat digunakan dalam rute tersebut. Map 3 menunjukkan kelemahan dari pertahanan perbatasan Qing, membuat serangan serentak memungkinkan. Pangeran bertanya apakah ini sungguh-sungguh berarti bahwa sebuah pasukan dengan menggunakan peta-peta ini dapat mencapai Beijing tanpa ada hambatan. Kim Hong Do menyetujui pandangan dari sang Pangeran.
Kembali ke menara suar, hujan tercurah turun dengan derasnya sementara Dong Soo baru saja kembali dari jalan-jalan. Cho Rip memberitahunya ia bisa jatuh sakit, dan Dong Soo mengatakan kalau ia sudah merasa sakit di hatinya karena Ji Sun. Un mendengar ini, tapi anehnya, yang ia ingat adalah Chun memberitahu dirinya mengenai penderitaan menjadi seorang pembunuh gelap, merasakan penderitaan dari orang lain.
Seo Yu Tae masuk dan memberitahunya bahwa menjadi seorang pria itu berarti mampu mengubur cinta seperti ini dalam-dalam di hatimu dan menahan penderitaan itu. Dia memberitahu Dong Soo bahwa hal-hal ini sangat menyakitkan karena Dong Soo masih muda. Kemudian ia mengatakan bahwa hal yang sama juga berlaku dalam mempelajari seni bertarung. Seorang ahli bertarung tidak menggunakan keahliannya untuk bertarung dan membunuh, tapi merasakan penderitaan orang lain untuk menyelamatkan rakyat dan membantu mereka. Yu Tae bertanya pada Un apakah ia pernah mengalami cinta menggebu-gebu, Un menyangkalnya.
Jin Ju berakhir dengan mengantarkan dua anak kecil yang ia bantu ke rumah Sa Mo untuk mendapatkan makanan dari Jang Mi. Gwang Taek berujar bahwa Jin Ju mengingatkannya akan Ji (meskipun Gwang Taek menggunakan nama aslinya Ji, Ga Ok). Sa Mo mengatakan padanya kalau ini sudah 20 tahun berlalu, lupakan saja mengenai Ga Ok.
In muncul di kediaman tuan Hong, yang mengamatinya dan kemudian bertanya apa yang terjadi. In memina Tuan Hong agar menerimanya untuk melayani tuan Hong. Tuan Hong tertawa dan bertanya bagaimana keadaan dari Gwang Taek. Lord Hong mengatakan akan melemparkan In keluar, ketika In menekankan kalau ia tahu bagaimana menjebak Gwang Taek. Tuan Hong akhrinya membiarkan In masuk, tak mempedulikan keluhan dari istrinya. Dia menjelaskan kalau ia masih dapat memanfaatkan In.
Gwang Taek pergi ke seorang penjual pedang dan meminta agar dibawa ke markas Hoksa Chorong. Matanya kemudian ditutup dengan kain dan dibawa ke markas Hoksa Chorong. Sesampainya di sana ia bertemu dengan Chun, yang mengatakan padanya bahwa tidak ada seorangpun yang mengunjungi markas ini dan pergi hidup-hidup. Gwang Taek berkata kalau ia mungkin yang pertama dan terakhir, dan segera dengan cepat melucuti senjata dua orang yang menjaganya, sementara Ji mengawasi dari samping.
Gwang Taek mengatakan pada Chun kalau ia datang kemari untuk mendengarikan Ga Ok bermain musik. Chun setuju, dan mengatakan kalau ia akan pergi mengambil beberapa botol anggur, meninggalkan Gwang Taek dan Ji berdua saja. Ji memainkan musiknya sementara Gwang Taek memberitahunya bahwa ia telah menolak semua posisi di pemerintahan yang ditawarkan padanya, dan sebaliknya hanya menginginkan hati Ji. Ji memberitahu Gwang Taek kalau ia seharusnya pergi saja, bahwa Ga Ok yang ia tahu sudah mati. Gwang Taek bertanya mengenai perjanjian mereka, bahwa ia akan mengeluarkan Ji dari tempat ini, dan akan menunggu jawabannya selama 10 hari.
Ketika Chun kembali, mereka duduk dan minum-minum. Gwang Taek memberitahu Chun kalau ia telah meminta Jii untuk pergi. Chun bertanya apa Gwang Taek pikir Ji akan bersedia. Gwang Taek menjawab kalau dirinya tak tahu, tapi ia berpikir akan memaksanya untuk pergi. Chun tertawa dan mengatakan kalau Gwang Taek pasti sudah mabuk.
Gwang Taek menyahut sangat bagus kalau ia bisa mabuk seperti yang dilakukan oleh Chun. Ketika ia beranjak pergi, Chun memberitahu Gwang Taek bahwa orang-orang mengatakan ketika kita menjadi semakin tua, kita akan semakin mirip, jadi kau pasti juga akan menjadi sinting.
Komandan Im mengunjungi gibang, di mana ia bertemu dengan Gu Hyang, memintanya untuk pergi ke Istana dengan alasan yang tak disebutkan. Gu Hyang menolak kecuali ia tahu siapa yang memanggil dirinya, dan akhirnya Im memberitahu kalau orang itu Pangeran Mahkota. Im curiga kalau percakapan mereka disadap, tapi Gu Hyang mengatakan kalau Im mengada-ada, karena tidak ada seorangpun di tempat ini.
Gu Hyang meminta waktu sebentar untuk bersiap-siap, dan segera pergi ke ruangan yang lain di mana ia bertemu dengan Chun dan memberitahunya apa yang terjadi. Chun menduga bahwa mereka menginginkan keahlian medis dari Gu Hyang untuk alasan tertentu, dan menyuruhnya untuk pergi.
Jang Mi, Jang Mi So, dan Jin Ju membawa bungkusan makanan ke menara suar bagi ketiga pemuda kita. Jin Ju terseret ke tugas itu ketika anak-anak kecil mencuri uangnya, jadi ia bekerja sepanjang hari untuk mendapatkannya kembali. Dong Soo kemudian meliat seorang anak kecil kumal di sekitar tebing, dan setelah ketiga pemuda itu menerima semua barangnya dan menghadapi Jin Ju dan yang lainnya, Cho Rip memperlakukan para wanita itu dengan mengisahkan kembali dengan dramatis luka Dong Soo dan cara penyembuhannya.
Si gisaeng, Gu Hyang, sampai di Istana dan bertemu dengan Pangeran Mahkota, yang mengatakan kalau ia telah mendengar kalau Gu Hyang pernah mempelajari ilmu medis di Qing dan ingin tahu apakah sebuah tato dapat dihilangkan. Gu Hyang memberitahunya bahwa itu tergantung dari tato macam apa dan menjelaskan berbagai macam tipe dari tato. Gu Hyang mengatakan kalau ia harus melihat dulu tato itu untuk menentukan apa itu dapat dihilangkan.
Kemudian Ji Sun dihadapkan padanya, Gu Hyang melihat tato itu dan mengatakan kalau tato itu dapat dihilangkan, tapi akan memerlukan 3 perawatan yang sangat menyakitkan. Pangeran Mahkota bertanya apakah itu bisa dilakukan segera, dan Gu Hyang menjawab kalau ia perlu mempersiapkan beberapa hal dulu.
Ketika para gadis beranjak pergi dari menara suar, Dong Soo akhirnya memanggil Jin Ju dengan namanya, akhirnya membuktikan bahwa ia mengingatnya sebagai Jin Ju di masa remajanya. Yu Tae, di lain pihak, memberitahu para gadis bahwa hujan akan segera turun, dan benar saja malam itu sebuah hujan besar seperti badai terjadi dan membuat banyak kerusakan di kamp mereka.
Hong Sa Hae mengunjungi rumahnya dan memberitahu ayahnya, Tuan Hong, mengenai ketiga pemuda itu yang dikirim sebagai penjaga menara suar. Tuan Hong menyadari bahwa jika Komandan Im menaruh perhatian pada masalah ini, maka Pangeran Mahkota pasti ada hubungannya dengan ketiga pemuda itu. Dia bertanya mereka ditugaskan ke menara suar yang mana, dan ketika mendengar bahwa mereka dikirim ke menara suar seksi pertama, dia menyadari bahwa ketiganya secara khusus dikirim ke menara suar di mana Seo Yu Tae berada, untuk belajar darinya.
Tuan Hong segera melakukan pendekatan langsung dan bertanya pada Komandan Im mengenai informasi tentang ketiga kandidat yang dikecualikan dari ujian. Dia melihat pada catatan mereka, dan melihat nama Baek Dong Soo. Dia memberitahu Komandan Im untuk mengadakan ujian menara suar secepatnya. Ketika ia pergi, Tuan Hong merenungkan nama dan usia dari Baek Dong Soo, dan menyadari kemungkinan siapa dia sebenarnya.
Seorang kurir dikirim dari Istana dan sampai ke sebuah menara suar. Beberapa menara suar berhasil dinyalakan oleh para penjaganya. Bagaimanapun juga dikarenakan badai yang besar, para pemuda kita masih mengumpulkan kayubakar kering untuk menara suar mereka.
Kembali ke Istana, Tuan Hong melacak keberadaan Pangeran Mahkota di tempat latihan memanahnya untuk memberitahukan kenyataan bahwa ia telah mengadakan ujian menara suar, hukuman untuk yang gagal adalah mati.
Gagal untuk menemukan kayu bakar kering di hutan, Dong Soo mencuri beberapa dari kuil, dan saat dalam perjalanan kembali ia melihat kalau api menara suar sedang menyala. Un dan Cho Rip juga telah melihat api itu dan sedang mencoba untuk memutuskan apa yang harus mereka lakukan.
Hujan mulai turun lagi, jadi bahkan kayubakar yang baru juga menjadi basah. Yu Tae memberitahu mereka untuk berlari ke menara suar berikutnya. Cho Rip mengatakan kalau itu terlalu jauh. Dong Soo memutuskan bahwa sepanjang mereka dapat menyalakan menara suar pada tempat terdekat dengan Istana, maka sisanya tidak masalah, jadi ia mengusulkan untuk melewati yang lain untuk menyalakan yang satu itu, meskipun itu sangat jauh.
Dong Soo segera berangkat berlari, dengan Un mengikutinya dan Cho Rip diperintahkan untuk tetap tinggal. Dong Soo dan Un mencapai sebuah tebing di atas sungai, dan sebelum Un dapat menyatakan keberatannya, Dong Soo telah melompat ke dalam air. Dia melambai kepada Un, yang mencari rute yang lain.
Gu Hyang kembali ke Istana dengan sebuah kotak peralatan untuk menghilangkan tato. Bagaimanapun juga, ketika ia menyiapkannya, dia justru mengeluarkan sebuah pisau …
Pangeran Mahkota menunggu di Istana, mengawasi ke arah menara suar di dekat Istana, sementara Dong Soo lari dan terus berlari sekuat tenaganya. Saat ia hampir akan roboh kelelahan, Un muncul di atas sebuah kuda yang ia curi dari seorang kurir. Un menjelaskan bahwa sementara ia mencuri akan membuat mereka dipukuli, gagal menyalakan menara suar berarti mati, jadi dia tidak merasa terlalu rugi. Dong Soo mengatakan bahwa selalu berkumpul dengan dirinya ternyata telah membawa efek pada Un, jika Un mulai berpikir seperti itu …
Sementara itu, Jin Ki memenuhi undangan Sa Mo untuk berkunjung dengan Gwang Taek. Gwang Taek bertanya apakah ia adalah ayah Jin Ju, dan ia mengiyakannya kemudian bertanya apa yang telah dilakukan oleh Jin Ju. Sa Mo bertanya mengapa Jin Ki terlambat, dan Jin Ki menjelaskan bahwa ia melihat Un sedang mencuri sebuah kuda, dan menghunuskan pedangnya pada kurir itu untuk membantu Un meloloskan diri, karena ia tahu kalau itu adalah ujian menara suar.
Un dan Dong Soo berhasil mendekati pos menara suar terdekat dengan istana, tapi karena mereka tidak memiliki dokumen yang seharusnya, pejabat di sana menolak mendengarkan permintaan mereka.
Saat matahari menjelang terbenam, Tuan Hong berkumpul bersama dengan Pangeran dan Komandan Im untuk melihat apakah sinyal api menara suar akan dapat dinyalakan.
Di lain tempat, Ji Sun bertanya pada Gu Hyang jika tatonya terlihat mengerikan. Ji Sun memberitahunya bahwa tato ini tidak ada bedanya dengan tanda seorang budak untuknya. Dia bisa mengatakan seperti itu dikarenakan tato itu, banyak orang yang bahkan ia tidak tahu telah memburunya selama ini.
Kelihatannya pasukan di pos tersebut telah diberi perintah jika ada para prajurit magang yang tiba, dalam kondisi apapun juga petugas di sana tidak mengijinkan mereka masuk. Bagaimanapun juga, ia bersedia untuk menukar kuda mereka demi 2 busur (dan anakpanah). Keduanya terpaksa menerima pertukaran (cukup adil karena kuda itu curian, bukanlah milik mereka) dan berhasil menemukan lokasi tempat menara suar terdekat, kemudian bersiap untuk menembakkan panah api ke menara suar dari pos itu, untuk menyalakannya sendiri.
Dong Soo menembakkan panah api pertama, dan menara suar pertama menyala …
Kembali ke Istana, Pangeran berhasil sedikit menggali mengenai Tuan Hong yang kelihatannya menginginkan kegagalan dari ujian ini.
Dong Soo berhasil menyalakan ketiga menara suar, tapi saat ia mengarahkan busurnya pada menara suar ke empat, badai yang hebat mulai menghembus.
Hujan mulai turun. Dan di Istana, Tuan Hong juga mulai tersenyum simpul, sementara Pangeran mulai mengeluarkan keringat dingin.
Usaha Dong Soo untuk menyalakan menara suar yang keempat gagal, dan ketika ia mengarahkan targetnya lagi dalam keadaan hujan, dengan panah terakhir yang mereka miliki, dia mulai berpikir lagi. Dong Soo kemudian menyerahkan busur dan anak panahnya pada Un.
Un melepaskan anak panah terakhir itu … dan berhasil menyalakan menara suar terakhir … Hip … hip huray …. Dia berhasil …. Mereka berhasil …. Wasem tegang bener deh tadi … ahahaha … Dong Soo dan Un sangat gembira sekali atas keberhasilan mereka. Cho Rip dan Yu Tae bergembira ria saat mereka melihat nyala api menara suar, dan Pangeran melepaskan pandangan yang tak menyenangkan pada Tuan Hong kemudian melihat ke arah menara-menara suar itu dengan hati sangat puas.
Sementara itu, Gu Hyang merenungkan perintah yang diberikan padanya untuk mendapatkan tato itu. Setelah berhasil membuat Ji Sun tidur dengan dupa bius, dia menarik keluar pisaunya. Dia kemudian mengingat bagaimana ia juga dulu mendapatkan sebuah tato, tato yang menutupi tanda budak. Kelihatannya ia dulu adalah anak gadis seorang pejabat yang kemudian memimpin pemberontakan, dan akhirnya tertangkap, seluruh keluarganya dihukum menjadi budak. Dia sangat berterimakasih pada Chun yang telah menutupi tanda budaknya dengan sebuah tato. Tapi sekarang dia seperti melihat dirinya sendiri dalam diri Ji Sun, tertanda dan menjadi budak.
Daripada membunuh Ji Sun, ia memilih pilihan kedua, mencuri lukisan peta dari ruangan itu.
Ketika Pangeran kembali ke ruangan itu, ia menemukan bahwa Gu Hyang telah lenyap dan Ji Sun sedang menunggu kepulangan sang Pangeran, tak menyadari hilangnya peta-peta itu.
Komandan Pos Menara Suar membawa Un dan Dong Soo kembali untuk menemui Komandan Im, dan pada awalnya Un dan Dong Soo sedikit ketakutan karena mereka pikir mereka dalam masalah karena telah mencuri seekor kuda dan menggunakan panah berapi. Tapi ternyata Komandan Im justru memberi ucapan selamat pada mereka karena telah berhasil mengerjakan tugas dengan sukses. Di lain pihak ia mengancam untuk menurunkan pangkat si kurir karena kehilangan kudanya. Im kemudian memberitahu si kurir itu, yang kelihatan memelas, kalau ia akan membiarkan semua ini, asal kurir itu tetap diam mengenai peristiwa yang terjadi sepanjang hari ini.
Malam itu Ji Sun dan Dong Soo, keduanya sama-sama berkeliling di sekitar Istana, pada dasarnya ingin melemaskan kaki mereka. Dong Soo mengeja kata C I N T A dengan kelopak bunga di taman kecil, dan Ji Sun berjalan di sekitar taman sementara angin menerbangkan kelopak-kelopak bunga itu….. awwwwww …..
Gu Hyang menyampaikan peta-peta itu pada Tuan Hong, yang mengumumkan bahwa dengan benda ini di tangannya, maka rencananya dapat dilanjutkan. Rencana apa? Waduh … Hidup Pangeran tampaknya ada di tangannya … OMG … !!! Tuan Hong segera memerintahkan para pejabat faksi Noron untuk mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan itu tebak siapa yang muncul??? Sang Ratu sendiri!!! …. o_O ….
Tuan Hong mengungkapkan pada mereka semua bahwa telah ada titah dari Kaisar Qing, yang tampaknya berlawanan dengan maksud mereka semua yang mengatakan bahwa Pangeran Mahkota seharusnya yang mewarisi tahta. Semua pejabat Noron tampak sangat terkejut, dan Tuan Hong melanjutkan bahwa titah itu telah dihancurkan. Jadi sekarang mereka memiliki kesempatan besar di tangan mereka, sebelum titah yang lain sempat dikirim oleh utusan Qing, untuk menyingkirkan Pangeran Mahkota …
Dari sebuah kotak, beberapa jubah kerajaan dibawa ke hadapan Ratu, yang mengangguk kemudian mengingatkan mereka semua yang hadir, bahwa tidak boleh ada seditikpun kesalahan. Tuan Hong menyatakan bahwa mereka akan dapat mengambil jiwa Pangeran Mahkota.
Rencana apapun yang telah mereka miliki, sekarang telah mulai dilaksanakan ….
No comments:
Post a Comment