Saturday, October 22, 2011

Sinopsis "Warrior Baek Dong Soo" Episode 4

Judul : Warrior Baek Dong Soo
Episode : 01 | 02 | 03 | 04 | 05 | 06 | 07 | 08 | 09 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |

Episode 04



Pangeran Mahkota Sado dan pengawal pribadinya sedang melakukan pencarian buku legenda, dan berakhir di sebuah rumah yang ditelantarkan. Ternyata itu adalah sebuah perangkap, karena In dan anakbuahnya sedang bersembunyi, menanti mereka. Pangeran dan pengawalnya terkepung.
Dong Soo dengan gembira berjalan kembali ke teman-temannya dengan koin-koin yang diberikan oleh Pangeran Mahkota. Dia tak sengaja melihat Ji Sun di pasar dan mencoba untuk berbicara dengannya karena tidak berusaha menolongnya ketika ia sedang tergantung terbalik di sebuah pohon, tapi Ji Sun tak menggubrisnya. Jin Ju menyusul Dong Soo dan menjadi jengkel karena Dong Soo tampak sedang memperhatikan Ji Sun.

 
Sementara itu, Un sedang meminta seorang pandai besi untuk mengubah tombak ayahnya menjadi sebatang pedang pendek. Ji Sun lewat di sampingnya, tak sengaja tersenggol oleh orang lewat dan Un menangkapnya sehingga tidak sampai jatuh, menandai pertemuan pertama mereka (disetel dalam gerak lambat). Ji Sun kemudian menyadari kalau yang menyenggolnya adalah seorang pencopet, dan Un segera mengejar pencopet itu. Dong Soo bergabung dalam pengejaran itu, meraih sebuah sekop. Ji Sun mengambil sebatang panah dan menusukkan buah berangan (chestnut) untuk membuatnya tumpul, mengikuti kedua anak laki-laki itu.

 Photobucket 

Dong Soo dan Un menjebak si pencopet di jembatan, memberinya pilihan: mencoba melewati Un dengan pedangnya atau Dong Soo dan …. sekopnya … Si pencopet mengeluarkan sebuah pisau dan mencoba melewati Dong Soo, ketika Jin Ju melepaskan panah tumpulnya dan membuat si pencopet terpental jatuh dari jembatan. Ketiga anak itu menggiring si pencopet kembali ke kota, dan para penduduk mengusulkan untuk membawanya ke kantor polisi. Ji Sun datang dan memberitahu mereka untuk tidak mengurusi urusannya, ketiga anak itu kemudian melepaskan pencopet itu, yang segera melarikan diri. Dong Soo mengembalikan kantong uang Jin Su dan lebih membelalakkan matanya kepada Ji Sun, yang berterima kasih padanya dan pergi, menjatuhkan sebuah liontin yang ditemukan oleh Dong Soo yang kemudian disimpannya.

 

Anak-anak itu berjalan menuju ke bukit, di mana Jin Ju bertemu dengan ayahnya, dan anak-anak yang lain baru sadar kalau ini adalah waktunya Jin Ju untuk pergi. Jin Ju, dengan sangat menawan, berbalik untuk bertanya pada Dong Soo apakah Dong Soo akan menikah dengannya jika mereka dewasa nanti. Dong Soo tertegun, shock, dan kemudian lebih tertegun lagi saat Jin Ju mencondongkan tubuhnya dan menciumnya di pipi, membuat terkejut bercampur geli ayahnya serta anak-anak yang lain.
Di saat yang bersamaan, di rumah bekas kediaman Tuan Yoo, Pangeran Sado dan pengawalnya masih bertarung! Pangeran terluka, tapi pengawalnya dalam kondisi yang lebih parah, mulai kehilangan kesempatan membalas, hanya membela diri, dan kelihatan tak lama lagi ia akan kalah oleh In yang terus mempermainkannya.

 

Dan tebak siapa yang sedang berjalan di sekitar tempat itu kalau bukan Dong Soo! Ia mengenali kuda-kuda yang berbenger ribut di depan sebuah rumah kosong, dari insiden sebelumnya. Rasa ingin tahu mengusik dirinya sehingga ia memanjat atap dan melihat orang yang memberinya koin sedang terkepung di dekat sumur. Ketika para pemanah In bersiap untuk membunuh Pangeran, Dong Soo meloncat dari atap dan berteriak untuk berhenti. SEmua orang terkejut dan memandang sumber suara. Dong Soo tak sanggup mengendalikan posisinya sehingga terjatuh dan mendarat dengan canggung di kaki Pangeran, menyelamatkan nyawa sang Pangeran.


Sementara ia membuat In, Pangeran, dan semua orang terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba (dan sedikit konyol karena terjatuh), Dong Soo sebenarnya memiliki sebuah rencana. Dia pernah bermain ke rumah ini sebelumnya dan mengetahui sedikit seluk beluk dari halaman ini. Dia memberitahu sang Pangeran untuk mengikutinya dan melompat masuk ke dalam sumur. Entah kenapa, para pemanah tidak jadi melepaskan panah mereka yang sebenarnya sudah siap dilepaskan pada Pangeran Sado, tapi Pangeran sendiri tak luput dari sabetan yang cukup parah oleh In. Dengan kekuatan yang tersisa, Pangeran melemparkan dirinya sendiri ke dalam sumur, di mana Dong Soo sudah menunggunya. In mengguyur sumur tersebut dengan minyak kemudian membakarnya, pengawal pribadi Pangeran terkejut dan berteriak memanggil-manggil sang Pangeran dan mengutuki si In, yang tertawa seperti orang sinting.
Dong Soo menyeret Pangeran dan membawanya melalui sebuah saluran air di bawah sumur, yang menyebabkan air dapat mengisi sumur ini.

 

Pengawal pribadi Pangeran dibiarkan tetap hidup, untuk memberikan laporan kembali ke Istana mengenai ‘kematian’ dari sang Pangeran. Pengawal itu menangisi ‘kematian’ Pangeran di tepi sumur. Tapi Dong Soo dan sang Pangeran ternyata terdampar di tepian sungai terdekat, aman tapi keduanya terpisah.
Sebenarnya ada rapat di Istana yang sudah dijadwalkan, dan kehadiran dari Pangeran Mahkota sangat diharapkan. Sampai sebegitu jauhnya, Pangeran Mahkota masih belum datang sehingga Raja bertanya-tanya di mana sang Pangeran sebenarnya. Partai Noron menggunakan kesempatan ini memberitahu Raja kalau Pangeran memang seperti itu, suka seenaknya pergi kemana yang ia sukai di luar Istana, dan sekarang kebiasaannya ini sudah di luar kendali. Raja menyahut selama Pangeran masih bisa muncul pada saat Daesarae, upacara panahan, dia tidak akan mendengarkan keluhan mereka semua, tapi jika Pangeran tidak muncul pada saat itu, maka Pangeran Sado akan segera dilengserkan dari kedudukannya sebagai Pangeran Mahkota tanpa perlu alasan lain lagi. (Hal ini berkaitan dengan Yi San dan Sungkyunkwan Scandal, di mana Yi San alias Raja Jeongjo, menjadikan upacara panahan ini sebagai peristiwa resmi karena ayahnya, Pangeran Sado, sangat menggemarinya.)
Pengawal utama Pangeran, Im Soo Woong, kembali ke Istana, dan mendengar semua masalah ini. Dia segera keluar untuk mencari sang Pangeran, menemukan bekas-bekas pertarungan di rumah kosong itu. Pengawal yang terluka, yang menyertai Pangeran, memberitahunya apa yang terjadi, dan dengan sedikit berpikir, Komandan Im juga segera melompat turun ke dalam sumur.
Tuan Hong menerima kabar dari In mengenai ‘kematian’ dari sang Pangeran Mahkota, Chun ingin agar semuanya itu dikonfirmasi dulu. Tapi Hong terlanjur yakin sehingga perayaan pendahuluan  kecil-kecilan diadakan….
Dong Soo berjalan kembali ke rumah di mana Sa Mo menegurnya karena pulang terlambat. Dia membantahnya kalau dia keluar karena membantu seseorang meloloskan diri dari para pembunuh bayaran, yang justru membuatnya mendapatkan sebuah pukulan karena memberitahukan bukan hanya sebuah kebohongan, tapi kebohongan yang sangat bodoh.
Para pengawal mengikuti jejak dari sumur itu dan menemukan sang Pangeran di tepian sungai, terluka tapi masih hidup.

 

Sementara itu, di Tiongkok, Gwang Taek masih mempelajari ilmu bertarung. Saat ini ia sedang berlatih di sebuah tebing, dengan satu tangan menahan tubuhnya di jurang, berusaha menarik tubuhnya ke atas kemudian ke bawah. Kemudian di tempat lain, ia berlatih pedang melawan aliran air terjun dan kemudian berlatih di daratan di tengah sungai, dengan pamandangan yang cukup indah.
Kembali lagi ke Istana…. Tuan Hong mengatakan pada para pengawal kalau Pangeran lebih baik segera muncul sekarang karena waktunya sudah hampir habis, tapi menjadi sangat terkejut ketika Pangeran benar-benar muncul untuk melakukan Daesarae. Ia berhasil melakukannya dengan baik tapi sedikit kesulitan karena luka yang ia derita (dan tidak ada seorangpun yang tahu).


Pihak Noron berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena mereka sebenarnya yakin kalau Pangeran sudah dibunuh. Sang Pangeran, di lain pihak, bergegas ke kamarnya dan memberitahu Komandan Im kalau ia telah diselamatkan oleh seorang remaja lelaki.

Komandan Im segera keluar dan menemui Sa Mo, dan akhrinya mengerti keseluruhan ceritanya setelah mendengarkan bagian kisah dari Dong Soo, termasuk bagaimana si Dong Soo tahu kalau sumur itu akan tembus ke sungai karena adanya ikan di dalam sumur itu. Im menyimpulkan kalau Hoksa Chorong pasti juga sudah mengetahui rumah itu karena mereka juga sedang mencari buku legenda. Dia memberitahu Sa Mo kalau Pangeran Sado bisa mencari sampai ke sana oleh sebagian koin yang dimiliki Pangeran dan menunjukkannya pada Sa Mo. Dong Soo segera saja mengenalinya. Sa Mo dan Im terkejut dan bertanya di mana Dong Soo pernah melihatnya. Dong Soo mengingat-ingat lagi kemudian memberitahu kalau tulisan yang terdapat pada koin itu adalah sebagian dari keseluruhan tulisan di papan nama sebuah rumah. Dong Soo kemudian menunjukkan rumah itu pada Sa Mo dan Im, yang ternyata adalah rumah di mana Dong Soo dulu pernah melihat Ji Sun keluar. Im tertegun dan merasa kalau ini adalah petunjuk yang benar. Sekali lagi pihaknya ditolong oleh remaja yang sama.
Setelah itu, Sa Mo memberitahu Un dan Dong Soo kalau mereka akan pergi menuju ke kamp pelatihan untuk belajar bagaimana bertarung, jadi mereka segera pergi. Mereka sampai di sana, di mana Dae Pyo lah yang bertanggungjawab atas kamp itu. Sa Mo meninggalkan keduanya di sana dan pulang dengan sedikit gelisah dan tidak tenang, karena ini adalah pertama kalinya ia meninggalkan Dong Soo di ‘sekolah’.
Dae Pyo memberitahu mereka kalau kedatangan mereka membuat jumlah total anak-anak yang berlatih di kamp itu menjadi 50 orang. Tapi dari 50 orang itu berapa yang akan menjadi petarung yang sesungguhnya, siapa yang bisa tahu? Itu akan ditentukan dengan ketabahan hati, niat, semangat pantang menyerah, dan juga keinginan yang kuat di dalam dirinya, serta sedikit keberuntungan.

 


Mereka berdua menemui kawan-kawan sepelatihan mereka, termasuk Cho Rip (si kacamata), dan mulai mempelajari tata krama sekolah itu, termasuk hanya makan dengan sendok di tangan kiri. Yang memasak di tempat itu adalah anak gadis Dae Pyo, yang naksir pada Sa Mo.
Karena ini adalah malam pertama bagi Dong Soo dan Un di kamp itu, beberapa anak memutuskan untuk menantang Un untuk melihat keahlian apa yang dimilikinya, karena mereka mendengar kalau Un sangat bagus kemampuannya. Dong Soo terbangun dan mendapati semua orang sedang di luar menyaksikan Un bertarung. Dong Soo juga akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menantang Un dan kalah dengan menyedihkan.
Keesokan paginya mereka keluar untuk mengikuti latihan hari pertama mereka, tapi justru mendapati kalau hukuman bagi mereka yang datang paling terakhir adalah tidak mendapatkan sarapan, yang mana memberi Dong Soo dorongan untuk berusaha lebih keras. Cho Rip datang terakhir dan tidak mendapatkan sarapan.

Photobucket

Pangeran akhrinya sudah cukup baikan untuk pergi ke rumah Yoo (yang sebenarnya) … dan ini tidak lepas dari pengawasan orang-orang yang menguntitnya. Yoo So Gang, kepala rumah itu menemui Pangeran, meminta setengah koin lagi, dan ketika kedua belahan koin itu akhirnya disatukan, ternyata cocok. Pangeran kemudian diberitahu kalau buku legenda itu tidak ada di rumah ini, tapi disimpan di sebuah kuil demi menjaga keamanannya. Ji Sun kemudian dihadapkan pada Pangeran. Dihadapkan di sini berarti sekarang Ji Sun adalah milik dari Pangeran.
Tuan Hong mendengar dari mata-matanya kalau Pangeran pergi ke rumah Yoo, dan menduga kalau Pangeran sudah semakin dekat untuk mendapatkan buku legenda itu. Dia menemui Chun dan memberitahu kalau Chun dapat merebutnya dan memberikannya pada Qing, maka Chun akan bebas dari semua kewajibannya dan dapat hidup dengan bebas. Chun menyahut kalau ia telah belajar untuk tidak membuat rencana terlalu jauh ke depan, karena kadangkala segala-sesuatunya tidak sesuai dengan apa yang mereka rencanakan sebelumnya. Hong meminta Chun agar menangani masalah ini secara khusus, tapi Chun hanya berujar dengan santainya, “Aku akan mempertimbangkannya.”
Dae Pyo memberikan ujian pertama bagi anak didiknya, membawa mereka semua dengan sebuah perahu ke sebuah pulau dan mnyuruh mereka berenang sampai ke tepian seberang, walaupun secara teknis mereka dapat bertahan juga di pulau itu. Dae Pyo kemudian meninggalkan mereka di sana. Dengan dipimpin Un, anak-anak itu mulai berenang. Namun Cho Rip tidak dapat berenang dengan baik dan ingin tetap tinggal di pulau itu. Dong Soo meyakinkannya untuk mencoba berenang dan mengiringinya ke air. Ketika Cho Rip tenggelam, Dong Soo kembali untuk membantunya.


Ketika Un berhasil mencapai tepian seberang, dia menjadi panik saat menyadari kalau Dong Soo dan Cho Rip masih belum kembali. Akhirnya ia mellihat Dong Soo sedang memapah sembari menyeret Cho Rip menuju ke tepian, dan Un kembali ke kumpulan anak-anak yang lainnya dengan perasaan lega.



Dae Pyo memberitahu Dong Soo dan Cho Rip kalau seseorang yang mendapatkan bantuan dalam menyelesaikan ujian ini akan dianggap gagal. Dong Soo menjawab lebih baik gagal daripada mati. Dae Pyo bertanya padanya apakah ia pikir kalau ini adalah sebuah guyonan, dan mengatakan kalau tempat ini bukanlah taman bermain. Dia memberitahu mereka semua kalau mempelajari seni bertarung harus dilakukan dengan serius. Dong Soo membantahnya bahwa ia tidak ingin menyerah untuk belajar seni bertarung, dan jika membunuh seorang teman adalah apa yang mereka pelajari di tempat ini, apa bedanya itu dengan menjadi seorang pembunuh bayaran? Dia lebih suka menyerah mempelajari seni bertarung daripada menjadi orang yang semacam itu …

-Bersambung Ke Episode 05-







No comments:

Post a Comment

My Ping in TotalPing.com
Feedage Grade D rated
Preview on Feedage: web-design Add to My Yahoo! Add to Google! Add to AOL! Add to MSN
Subscribe in NewsGator Online Add to Netvibes Subscribe in Pakeflakes Subscribe in Bloglines Add to Alesti RSS Reader
Add to Feedage.com Groups Add to Windows Live iPing-it Add to Feedage RSS Alerts Add To Fwicki
Ping your blog, website, or RSS feed for Free