Tuesday, October 25, 2011

Sinopsis "Warrior Baek Dong Soo" Episode 11


Judul : Warrior Baek Dong Soo
Episode : 01 | 02 | 03 | 04 | 05 | 06 | 07 | 08 | 09 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29

Episode 11

Faksi Noron mengadakan pertemuan untuk merundingkan rencana melawan Pangeran Mahkota. Ketika Ratu mengingatkan pada mereka bahwa tidak boleh ada kesalahan sedikitpun yang terjadi, Tuan Hong mengumumkan bahwa Pangeran Mahkota akan mati.
Kembali ke Istana, di mana Hong Sa Hae dan anakbuah Tuan Hong sedang berusaha menyusup masuk dan menculik Ji Sun jika mereka mendapatkan kesempatan. Mereka melihatnya sedang berjalan sendirian dan menguntitnya. Dong Soo sedang sibuk mengeja C I N T A dengan kelopak bunga, dan sementara Ji Sun berjalan, semua kelopak bunga itu tertiup pergi ke arahnya ….

 
Kelihatannya Hong Sa Hae sangat buruk dalam mengendap-endap, karena Dog Soo dan Ji Suh hampir seketika itu juga mendengar mereka. Dong Soo segera meraih tangan Ji Sun dan mereka berlari melalui taman Istana untuk menghindari pengejar mereka. Dong Soo memimpinnya ke sebuah lorong aman dan kemudian mengalihkan para penguntitnya ke tempat lain.

Dong Soo berhasil mengecoh para penguntitnya, kemudian menemui Ji Sun. Dia bertanya mengapa Ji Sun ada di Istana, dan mengapa pria-pira itu menguntitnya. Ji Sun mengatakan kalau ia di sana untuk menghilangkan sebuah beban berat di pundaknya dan tak tahu mengapa mereka mengejarnya. Dong Soo bertanya mengapa Ji Sun lari dari orang-orang itu jika ia tak tahu mengapa mereka mengejarnya. Ji Sun menjawab bahwa dia sudah hidup seperti itu sepanjang waktu sampai sekarang. Ji Sun kemudian melihat kalung yang dikenakannya. Dong Soo menjelaskan kalau seorang gadis menjatuhkannya dan kemudian diambilnya, dan ini pernah menyelamatkan hidupnya sekali. Dong Soo memperbaiki kalung itu kemudian mengenakannya selama ini. Ji Sun tersenyum dan mengamati dengan seksama, dan memberitahu Dong Soo bahwa itu miliknya.
Sedikit kilas balik ketika mereka bertemu saat masih remaja, dan ketika Ji Sun kehiliangan kalung itu.

Dong Soo mengatakan kalau Ji Sun telah menyelamatkan hidupnya, dan Ji Sun menyahut kalau kelihatannya mereka memiliki takdir yang menyatu … Saat Dong Soo mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Ji Sun, Un datang di pojok dan menyaksikan ini.

Tuan Hong bertemu dengan Chun untuk menunjukkan padanya peta-peta itu dan melihatnya dengan tamak. Tuan Hong bertanya pada Chun apakah ia ingin untuk menggunakan peta-peta itu sebelum diserahkan pada Qing. Chun mengatakan padanya bahwa ia tidak perlu gulngan-gulungan yang palsu. Tuan Hong menyahut kalau Rencana itu yang asli dan ia akan menunjukkan kegunannya pada Chun. Chun dengan acuh tak acuh mengaatakan “terserahlah”
Kemudian, ketika Chun bertemu dengan Ji, Chun bertanya pada Ji apa yang mengganggunya. Ji bertanya mengenai Rencana itu, dan Chun mengatakan kalau itu paslu, jadi siapa peduli. Ji bertanya bagaimana jika itu memang yang asli, dan kalau itu benar, apakah Chun akan mengambilnya? Chun hanya tertawa, mengatakan bahwa yang ia inginkan adalah pergi dan hidup dengan bebas. Chun memberitahu Ji bahwa ia mungkin memang tak tahu terlalu banyak, tapi ia tahu bahwa ia ingin mereka semua di bawah kakinya. Ji bangkit dengan marah dan berkata padanya, bahwa tidak semua di dunia ini akan terjadi sesuai dengan yang diinginkan oleh Chun.
Dong Soo dan Un mendaki balik ke menara suar, di mana Yu Tae dan Cho Rip sangat senang bertemu dengan mereka. Dong Soo meminta Yu Tae untuk mengatakan yang sebenarnya, bahwa ia hanya ada di sini selama beberapa saat, bukannya 30 tahun. Yu Tae mengakuinya dengan mengatakan: “jadi kenapa?” Dong Soo memberitahu Cho Rip kalau mereka akan pergi ke Istana keesokan harinya, dan sementara Cho Rip mencerna maksud dari perkataan itu, Un bergabung dengan mereka, bertanya pada Yu Tae bagaimana seorang Jenderal dikirim ke menara suar ini, yang membuat Cho Rip terjungkal saking terkejutnya …


Dong Soo menjelaskan bahwa Yu Tae difitnah dan ia kemudian diturunkan pangkatnya. Cho Rip mengingat-ingat struktur komando untuk memahaminya, yup, penjaga menara suar ini adalah seorang pejabat tingkat tinggi. Yu Tae mengatakan, yah baiklah, maka kalian semua seharunya menunjukkan penghormatan yang sepantasnya padaku dan berlutut di sini. Cho Rip benar-benar melakukan itu, sementara Dong Soo menunjukkan bahwa dia hanyalah seorang penjaga menara suar sekarang ini, bukan seorang komandan atau jenderal, dan kemudian menuju tempat tidurnya, membuat Yu Tae tertawa terbahak-bahak.


Kembali ke kota, Jang Mi memberitahu Sa Mo mengenai Dong Soo yang tergigit ular. Dia melakukan ini semua untuk membujuk Sa Mo agar menikah dengannya, yang tidak berhasil dengan baik, tapi sangat lucu. Gwang Taek, di lain pihak sedang duduk di tempat itu memikirkan kunjungannya ke Hoksa Chorong untuk menemui Ji. Jang Mi So (anak gadis Dae Pyo) menghidangkan makanan dan kemudian duduk di sampingnya untuk bercakap-cakap mengenai ayahnya dengan Gwang Taek.

 Photobucket

Ketiga pemuda itu keluyuran di sekitar tenda dan bercakap-cakap mengenai teman-teman mereka dari kamp pelatihan. Mereka kemudian mengucapkan selamat tinggal pada Yu Tae, Dong Soo berhasil menyempatkan waktu untuk  mengharapkan kehidupan yang damai bagi Yu Tae … saat ia berdua dengan Yu Tae. Sementara Yu Tae menyahutnya dengan sederhana dan seperti biasanya, “pergilah kau, kau akan mengalami kehidupan yang keras sekarang, karena kau tak sopan!”
Ketika ia kembali ke menara suarnya, Yu Tae dihadang oleh para pengawal kerajaan, yang bertanya apakah ia adalah Jenderal Seo Yu Tae. Yu Tae mengakui bahwa itu memang dirinya, dan kemudian Yu Tae ditangkap.
Kembali ke Istana, para pemuda kembali mengenakan seragam mereka, dan Im memberitahu pada mereka apa yang diharapkan dari mereka di Istana, mereka seharusnya menjaga sikap mereka dan belajar. Un bertanya apakah Pangeran Mahkota dalam bahaya. Im memberitahu bahwa Pangeran Mahkota jarang mendapatkan masa damai. Setelah Dong Soo menyela dengan sesumbarnya yang biasa, Im memberitahu mereka harus bekerja keras untuk memperbaiki cara mereka berbicara dan juga sikap mereka.
Tuan Hong bertemu dengan Menteri Keadilan, mengingatkanya bahwa Pangeran Mahkota akan ada di pihak yang kalah, dan membujuk Menteri itu untuk mengganti dukungannya ke pihak mereka. Menteri itu dengan marah bertanya apakah ini sebuah ancaman, dan Tuan Hong memberitahunya bahwa dia hanya mengingatkan si Menteri mengenai perubahan dari arah angin yang sedang bertiup.
Kemudian Tuan Hong dan pengawal pribadinya, mengunjungi Dae Ung (si In). Mereka memberinya sebuah lengan kulit, yang terutama membuat tangan kirinya menjadi sebuah senjata pemukul. Sebagai imbalannya, Tuan Hong memintanya ada tugas yang harus diselesaikan olehnya, jadi In keluar dan membunuh si Menteri Keadilan.

 
Chun tiba di Istana, dan dengan mudah berhasil menyusup untuk menemui Pangeran Mahkota yang tampak terkejut. Chun memberitahu Pangeran Sado bahwa ia kemari tidak untuk membunuhnya, jadi tak usah menghunuskan pedangnya. Chun duduk dan segera mengungkapkan tujuannya. Dia bertanya apakah Pangeran bisa menyerah atas Rencana Ekpedisi ke Utara, karena ini masih belum terlambat. Chun kemudian bertanya apakah sebuah negara kecil dapat benar-benar menginvasi Qing. Sado menyahut bahwa Joseon dulunya pernah mengusai daerah itu sepenuhnya, apakah sekarang Joseon dan dirinya bisa diperlakukan sebagai suatu gurauan belaka?
Chun memberitahu Pangeran Sado bahwa itu semua hanyalah sebuah angan-angan saja, tapi Pangeran menyahut bahwa ia akan membuat itu semua terjadi. Sado bertanya apakah Chun dapat berdiri di pihaknya, yang mana segera mendapat jawaban dari Chun: Tidak. Sado memberitahunya bahwa itu berarti Chun telah menyerah untuk hidup sebagai manusia yang sesungguhnya, dan Chun berujar bahwa ia telah menyerahkan itu sudah lama. Chun mengatakan bahwa jika Pangeran melihat dirinya bukan sebagai seorang manusia karena telah menentang sang Pangeran maka Chun mempertimbahkan bahwa Pangeran bukanlah apa-apa selain seekor binatang buas. Dia bertanya pada Pangeran apakah memahami perkataannya, dan masihkah tak bersedia menyerah?
Sado memberitahu Chun bahwa meskipun nantinya ia benar-benar akan mati di sini, ia tak akan menyerah atas Ekspedisi ke Utara.


Chun mengangguk dengan sikap pasrah. Dia membuka ikatan pedangnya yang ia bawa di punggungnya dan menghadiahkannya pada Pangeran. Dia memberitahu Pangeran bahwa ini adalah pedang yang sangat berharga, dan jika ia harus bertemu Pangeran lagi, dia akan menggunakan pedang ini pada Pangeran.
Ketika ia bangkit dan beranjak pergi, Chun kembali berhenti sejenak dan memberitahu Pangeran lagi untuk membiarkan Rencana itu menghilang saja.
Jenderal Seo Yu Tae diinterogasi (disiksa). Komandan Im berhasil menguping sementara Tuan Hong tampaknya mulai menunjukkan tujuan aslinya. Tuan Hong mencoba agar Jenderal Seo mengatakan bahwa Pangeran Mahkota sedang merencanakan sebuah ekspedisi militer, dan ini dapat dianggap sebagai pengkhianatan. Seo menjawab bahwa pasukan itu adalah Pasukan Pengawal Raja, bukan Pangeran Mahkota. Jadi kemudian Tuan Hong mencoba bertanya apakah Jenderal Seo berpikir bahwa Pangeran Mahkota peduli apa yang terjadi padanya? Dia menyuruh pada Jenderal Seo tak mengharapkannya dan berbohong mengenai Pangeran Mahkota. Yu Tae menyahut bahwa hidupnya milik Raja dan tak ada siksaan yang akan membuat dirinya akan menuruti semua kemauan Tuan Hong.
Tuan Hong memberitahunya bahwa Pangeran Mahkota secepatnya akan bergabung dengan dia sebagai seorang tahanan.
Dan kemudian Raja diinformasikan bahwa Jenderal dan Pangeran Sado sedang merencanakan sebuah pemberontakan. Tuan Hong meyakinkan Raja bahwa itu memang benar. Utusan Qing menuntukkan bahwa semua ini adalah pasukan perbatasan Utara. Sebagai bukti yang mengkonfirmasikan itu, Tuan Hong membawa peta-peta itu.
Komandan Im menemui Pangeran Mahkota dan memberitahukan semua, apa yang sedang terjadi, bahwa ada sebuah pertemuan Noron, dan Jenderal Seo disiksa, tapi Im menduga bahwa itu semua karena perjalanan inspeksi sebelumnya. Pangeran berpikir bahwa ia seharusnya menyelamatkan Jenderal Seo, tapi Im menghentikannya. Tiba-tiba, Pangeran menyadari bahwa peta-peta itu telah dicuri dan digantikan dengan gulungan kosong.
Secara bersamaan, Pangeran dipanggil menghadap Raja dan para menteri. Dia berencana untuk menjelaskan segala sesuatunya, tapi dia berdiri diam ketika Tuan Hong dan utusan Qing mengumumkan bahwa peta-peta itu dari Ekspedisi ke Utara, dan bahwa itu berarti pengkhianatan!

 
Pangeran akhirnya menyatakan bahwa itu bukanlah pengkhianatan. Dia memberitahu utusan Qing bahwa Qing tidak memiliki Joseon, dan dalam sejumlah besar catatan sejarah, hal yang sebaliknya yang benar, bahwa Joseon lah yang memiliki daerah yang sekarang dimiliki oleh Qing. Utusan Qing bertanya apakah Pangeran melupakan invasi dari Qing. Sado menyahut bahwa ia tak melupakannya, tapi sementara Raja mereka membungkuk hormat pada Kaisar Qing, mereka bukanlah bawahannya. Baru kemudian, satu dari para menteri menunjukkan jubah yang dipakai oleh Pangeran Mahkota. Sulamannya menunjukkan itu Naga bercakar 7, yang merupakan sebuah sulaman Raja. Memakai simbol seperti itu juga pengkhianatan, karena itu menekankan bahwa ia berada dalam tingkat yang sama dengan Kaisar ….
Sedikit kilas balik, itulah alasannya pada pertemuan faksi Noron, sebuah jubah kerajaan ditunjukkan pada Ratu dan diberikan padanya. Jubah itu kemudian dihadiahkan pada Pangeran Sado oleh Ratu, dan sekarang digunakannya, sesuai dengan rencana mereka.

Raja mengamati jubah itu, dan tertegun, mengambil sebuah pedang dan memotong sulaman yang menyinggung itu.
Komandan Im memanggil para pemuda dan memerintahkan mereka untuk mengawal Ji Sun pergi, karena semuanya telah menjadi kacau.

Pangeran berlutut di hadapan Raja dan menyangkal telah berkhianat, sementara Tuan Hong dan para menteri bersikukuh agar Pangeran ditangkap. Raja melucuti status dari Pangeran Mahkota, memaksanya untuk menyembah di hadapannya, dan menyuruhnya ditangkap.
Para pemuda merencanakan pelarian Ji Sun. Cho Rip menunjukkan bahwa para pasukan pertahanan akan menyerang mereka. Dong Soo, memutuskan bahwa hanya ada satu jalan untuk keluar dari Istana.Jalan itu melalui Gerbang Kematian, kemana mayat-mayat di bawa keluar.
Puteri Mahkota pergi menghadap Raja dan memohon bahwa mungkin ini semua dikarenakan sakitnya (ingatan) yang diderita oleh Pangeran Mahkota. Puteri memohon pada Raja agar menarik kembali perintah penangkapannya. Raja menjawab bahwa semuanya sudah berakhir.

 
Cho Rip dan Dong Soo menyerbu ke dalam tempat persemayaman dan mencuri pakaian dari para pengawal serta beberapa benda yang mereka perlukan. Mereka mendorong sebuah kereta keluar dari pintu gerbang, di mana para pengawal memeriksa mereka, tapi Ji Sun berhasil menyusup keluar dengan berpakaian sebagai salah satu pengawal kereta. (Dong Soo telah mencuri pakaian berbau menyengat dari sesosok mayat dan menyamar sebagai mayat itu sendiri.)  Mereka berhasil lolos dari pemeriksaan dan keluar dari Istana.
Mereka kemudian kembali mengenakan pakaian mereka masing-masing dan menuju ke hutan di mana mereka bertemu dengan ketiga teman lama mereka dari kamp pelatihan. Tiba-tiba mereka diserang, dan Sa Mo terkena sebuah pisau yang dilemparkan.
Dae Ung (si In) muncul dengan 2 anakbuahnya dan setelah pertengkaran mulut seperti biasanya, mencoba untuk merebut Ji Sun. Ketiga pemuda lainnya segera menyerang Dae Ung.
 
Photobucket

Baru saja Un maju untuk bertarung melawan Dae Ung, Gwang Taek datang. Dae Ung segera mengeluarkan bom asap dan melemparkannya ke tanah lalu lari pergi bersama-sama dengan kedua anakbuahnya.
Sa Mo dibawa ke markas bandit di mana Hwang Jin Ki tinggal. Jin Ki merawatnya dan mereka menunggunya untuk pulih. Ji Sun tinggal bersama-sama dengan Jin Ju, dan Jin Ju mengambil kesempatan itu untuk memberitahu Ji Sun bahwa Dong Soo adalah miliknya, sebuah percakapan kecil itu membuat Ji Sun terkejut.
Gwang Taek bertanya apa yang sedang terjadi di Istana, tapi ketiga pemuda itu tak dapat memberitahunya selain misi yang diberikan pada mereka. Dong Soo dipenungi dengan kesedihan, jadi Gwang Taek membawanya keluar untuk berlatih pedang, yang itu artinya Dong Soo mendapatkan banyak pukulan, dan diberitahu agar tidak bertarung dengan emosinya.


Kemudian Gwang Taek menyerang Un, yang meminta berlatih juga. Sementara Un mampu menangkis beberapa serangan, dia juga kalah. Gwang Taek memberitahunya bahwa ia dapat melhat kalau Un memegang pedangnya seperti ingin membunuh.

Dong Soo dan Ji Sun duduk dan berbincang-bincang. Dong Soo bertanya bagaimana Ji Sun menjadi seorang biarawati. Ji Sun menjawab kalau itu takdirnya sejak ia dilahirkan dan bahwa hari-harinya sangat panjang dan sulit. Dong Soo menyuarakan bahwa ia akan melindunginya karena sekarang Ji Sun tidak di Istana lagi. Ji Sun menyahut kalau ia tidak ingin membahayakan orang lain. Dong Soo memberitahunya bahwa tidak ada sesuatu yang disebut dengan takdir! Sebaliknya ia percaya dengan pilihan seseoranglah yang menentukan jalan hidupnya, kalau tidak dia akan tetap menjadi seorang yang cacat.
Sa Mo mulai pulih, dan petang itu Un menyelinap keluar untuk bertemu dengan Chun. Chun bertanya padanya apa yang ia pikir mengenai Gwang Taek, dan Un menjawab bahwa Gwang Taek beberapa lebel di atasnya. Chun memberitahu Un bahwa itu lebih dari sekedar beberapa level saja. Chun mengatakan pada Un bahwa alasan mengapa dirinya tak menyerang Gwang Taek adalah karena saat mereka bertarung, Gwang Taek selalu menahan dirinya. Chun bertanya apakah Un tahu mengapa, dan Un menjawab itu karena Gwang Taek lebih kuat. Chun menyahut mungkin, tapi ia pikir itu karena Gwang Taek tak memiliki keinginan untuk membunuh dirinya. Kecuali mereka beruda benar-benar ingin saling membunuh satu sama lain, pertarungan mereka bukanlah pertarungan yang sesungguhnya. Kemudian Un memberitahu Un kalau ia ada tugas yang harus dilakukan oleh Un. Ia memerintahkan Un pergi ke kios jagal, ia ingin  membuat Gwang Taek sangat marah sehingga ingin membunuhnya. Di sana di hutan di atas sebuah pohon di depannya, Un melihat kata : “BUNUH”
Un dan dua orang lainnya berkuda ke kediaman Sa Mo di mana para pemuda dari kamp gunung sedang melepas lelah. Di sana, Un secara pribadi menghunus pedangnya dan ia menusuk pemuda pertama. Yang lain terbangun, jadi ia membuat mereka tak bergerak dengan jarum, kemudian menusuknya juga sementara pemuda itu berkata, “Un? Kaukah itu?” Ketika pemuda itu roboh tampak Un meneteskan air mata yang bergulir di wajahnya, menembus penutup mukanya ….






No comments:

Post a Comment

My Ping in TotalPing.com
Feedage Grade D rated
Preview on Feedage: web-design Add to My Yahoo! Add to Google! Add to AOL! Add to MSN
Subscribe in NewsGator Online Add to Netvibes Subscribe in Pakeflakes Subscribe in Bloglines Add to Alesti RSS Reader
Add to Feedage.com Groups Add to Windows Live iPing-it Add to Feedage RSS Alerts Add To Fwicki
Ping your blog, website, or RSS feed for Free